kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau bersaing ketat, pedagang tetap akur (3)


Jumat, 06 Juni 2014 / 17:39 WIB
Walau bersaing ketat, pedagang tetap akur (3)
ILUSTRASI. Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini Rabu 11 Januari 20239./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/09/2022.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Sentra penjualan kue di Jalan Dr. Sitanala, Kota Tangerang, Banten, sudah semakin berkembang dari tahun ke tahun. Supandi, salah seorang pedagang kue di sentra ini, mengatakan, baik jumlah pedagang maupun pengunjung sentra kue ini terus bertambah dan semakin ramai.  

Ini beda dengan di masa-masa awal berdirinya sentra ini sekitar tahun 1970-an. Saat itu, sudah ada pedagang yang menjajakan kue di sepanjang jalan. Namun hanya di satu sisi jalan saja dan bukan di dalam kios seperti saat ini. Jumlah pedagang juga belum sebanyak sekarang.

"Dulu pedagang hanya menjajakan di meja dan digelar di pinggir jalan saja," kata Supandi, salah satu pedagang.

Seiring berjalannya waktu, jumlah pedagang terus bertambah. Saat ini, kedua sisi jalan sudah dipenuhi pedagang dengan mendirikan kios kue permanen. Total ada 13 kios kue di sepanjang jalan ini.

Namun, menjelang subuh atau sekitar jam 3 pagi, ada juga lapak-lapak kue bermunculan dengan menggelar barang dagangan di meja. Bila dihitung, total ada sekitar 20 penjual kue.

Sentra ini ramai dikunjungi pembeli dari daerah Tangerang sekitarnya. Bahkan, ada juga pembeli yang mampir setelah pulang dari bandara dan akan melanjutkan perjalanan menuju Serang, Merak, atau Bogor.

Banyaknya pedagang yang ikut berjualan kue di sentra ini tidak membuat Supandi risih dan merasa tersaingi. Ia tidak memasang strategi khusus dalam menarik pelanggan. "Saya hanya berusaha melayani pelanggan dengan baik, selalu ramah. Kalau mereka beli banyak, saya kasih diskon, atau tambahan kue," katanya.

Kendati bersaing, hubungan antar pedagang tetap harmonis dan sudah seperti saudara. Makanya, ia mengaku betah jualan di daerah ini walau tarif sewa kios mahal. "Sebulan sewa kios Rp 1 juta," ujarnya.

Untuk menutup sewa kios itu, minimal Supandi harus  mengantongi omzet Rp 3 juta per hari. Ia bilang, untung yang didapat dari berjualan kue tidak begitu besar.

Dari setiap satu kue yang terjual, paling ia hanya mengambil untung sebesar Rp 200. Namun untuk jenis kue bolu atau brownies, labanya agak besar. Bisa mencapai Rp 5.000 sampai Rp 8.000 per porsi.

Pedagang lainnya, Alasdiyanto mengaku, tarif sewa kios di daerah ini sudah mahal. Ia sendiri menyewa dua kios seharga Rp 2,4 juta per bulan. Kiosnya lebih besar karena dipakai juga buat tempat memproduksi kue.

Untungnya, kata Supandi, tidak ada pungutan liar dari pihak petugas keamanan di sini. Jadi, ia dan pedagang lainnya merasa cukup nyaman mencari nafkah di sentra ini.

Dalam berjualan, Alas, begitu sapaan akrabnya, tidak begitu mempermasalahkan ketatnya persaingan. "Karena sudah kenal satu sama lain selama bertahun-tahun," ujar Alas.

Menurut Alas, kendala utama di bisnis ini bukan persaingan. Tapi, masalah batas waktu atau masa kedaluwarsa makanan yang hanya tahan dua hari. Jika penjualan sedang sepi, Supandi dan Alas terpaksa membuangnya.

"Risikonya hanya itu saja. Makanya untuk antisipasinya kami kira-kira saja berapa kue yang dibuat," katanya.         

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×