kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yuk, meninjau peluang bertanam pohon Melinjo (1)


Rabu, 22 April 2015 / 13:25 WIB
Yuk, meninjau peluang bertanam pohon Melinjo (1)


Reporter: Izzatul Mazidah, Rani Nossar | Editor: Hendra Gunawan

Tanaman melinjo sudah akrab di tengah masyarakat Indonesia. Berbagai bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan. Daun muda tanaman ini biasa digunakan sebagai bahan sayur asem dan sayur lodeh. Biji tanaman yang memiliki nama latin Gnetum gnemon Linn ini juga bisa dimasak sebagai bahan sayur atau bahan baku emping.

Di Indonesia, tanaman melinjo tidak hanya banyak dijumpai di hutan dan di perkebunan saja. Di beberapa daerah, melinjo banyak dikebunkan di pekarangan rumah sebagai tanaman peneduh.

Meski banyak yang beranggapan melinjo dapat menyebabkan asam urat, namun banyak juga kandungan nutrisi di dalamnya. Kandungan protein yang ada di biji melinjo yang menghasilkan senyawa antioksidan dipercaya mampu menangkal radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.

Itulah yang membuat banyak pembudidaya melirik tanaman ini untuk dibiakkan. Salah satunya adalah Eman Suhendi, asal Sumedang, Jawa Barat. Dia mulai fokus menanam tanaman melinjo dan sejak tahun 2000. Di lahan seluas 3 hektare (ha), Eman juga menanam tanaman palawija. Namun, lahan yang dia garap sendiri hanya 1,5 ha.

Eman memanen melinjo dua kali setahun. Biasanya panen dilakukan setiap Juni dan Desember. Melinjo dari hasil kebunnya selalu dicari untuk bahan baku membuat emping. Sedangkan kulitnya sebagai bahan baku abon, sementara sisanya dia jual ke pasar sebagai bahan baku sayuran.

Lahan seluas 1 ha biasanya bisa ditanami lebih dari 100 pohon melinjo. Setiap pohon bisa menghasilkan 10 kg biji melinjo. Sehingga sekali panen, ia bisa menghasilkan sekitar 1,3 ton-1,5 ton melinjo siap kirim.

Harga jual biji melinjo kupas rata-rata Rp 7.500 per kg. Dari situ, Eman mengaku bisa mendapat omzet senilai Rp 15 juta sekali panen. Sementara, harga jual kulit melinjo harga jualnya jauh lebih murah. Dari penjualan kulit biji melinjo, dia bisa mendapat pendapatan sekitar Rp 2 juta. Eman memasok hasil panennya kepada pengepul di Cirebon, Majalengka, Kediri, Blitar, dan beberapa kota lain di Jawa Timur.

Pembudidaya lainnya adalah Taufik asal Nganjuk Jawa Timur. Dia membudidayakan tanaman melinjo di atas lahan 500 m². Di lahan seluas itu, Taufik bisa menanam sebanyak 50 pohon melinjo. Selain menjual bibitnya, Taufik juga menjual buah melinjo ke pasar-pasar di sekitar Jawa Timur.

Taufik biasanya memanen 400 kg buah melinjo dan 100 bibit melinjo sekali panen. Dia menjual melinjo tanpa kulit seharga Rp 10.000 per kg. Dari situ, dia bisa meraup omzet sekitar Rp 4 juta per panen. Untuk bibit dia jual Rp 8.000 per pohon. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×