kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menggigit untung legit usaha Siomay Addict


Rabu, 22 April 2015 / 16:01 WIB
Menggigit untung legit usaha Siomay Addict
ILUSTRASI. OJK mengeluarkan aturan baru terkait batas maksimum manfaat ekonomi atau bunga pada fintech peer to peer lending. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Hendra Gunawan

BEKASI. Pecinta kuliner olahan ikan pasti sudah akrab dengan siomay. Menu olahan ikan yang dicampur dengan tepung kanji ini diminati mulai dari anak-anak sampai orang tua. Tak heran, gerai usaha siomay terus bertambah dari waktu ke waktu. .

Seperti Siomay Addict asal Bekasi, Jawa Barat. Usaha besutan dua bersaudara Andy Putra dan Tommy Putra ini baru dijalankan sejak September 2014. Saat ini mereka sudah mempunyai dua gerai pribadi yang berada di Bekasi dan Jakarta. Tidak berselang lama, di awal 2015 mereka mulai membuka peluang kemitraan usaha.

Hingga kini baru ada satu mitra di Jakarta yang bergabung. Jika tertarik menjadi mitra usaha, Siomay Addict menawarkan kemitraan dengan investasi Rp 50 juta. Dengan modal tersebut, mitra mendapatkan booth alumunium, perlengkapan memasak, perlengkapan promosi, produk awal sebanyak 100 buah dan perlengkapan tambahan lainnya.

Sehingga, mitra tinggal menyiapkan tempat dengan luas sekitar 2 m x 2 m. Jumlah karyawan yang dibutuhkan hanya sekitar dua orang karyawan. Untuk menjaga kualitas dan standardisasi produk, Andy mewajibkan semua mitra mengambil semua produk utama dari pusat.
Tidak ada biaya royalti
   Siomay Addict menjual delapan jenis siomay seperti siomay, tahu, kentang, dan pare. Andy bilang, produknya dibuat dengan bahan baku berkualitas dan dengan komposisi ikan lebih banyak daripada tepung, sehingga hasilnya lebih kenyal dan lebih gurih. “Kita menjual produk yang kita masak pagi hari sehingga, semuanya masih segar,” katanya.

Andy bilang, Siomay Addict membidik konsumen kelas menengah ke atas. Itu sebabnya harga jualnya lumayan mahal sekitar Rp 7.000 per buah. Dalam sehari, mitra dipatok dapat menjual sekitar 150 buah sampai 200 buah siomay. Bila dihitung, dalam sehari, target omzet sekitar Rp 1,4 juta. Jadi total penjualan mitra mencapai Rp 42 juta per bulan.

Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, keuntungan bersih yang didapatkan mitra sekitar 30% dari omzet tiap bulan. Sehingga diprediksi dalam waktu kurang dari setahun mitra sudah bisa balik modal. "Dengan catatan mitra mempunyai lokasi jualan yang strategis dan sesuai dengan segmen konsumen yang disasar," kata Andy.

Sepanjang tahun 2015 ini, Andy menargetkan bisa menerima satu atau dua mitra baru. Bila tidak ada halangan mereka juga akan membuka dua cabang baru yang berada di sekitar Jakarta.

Konsultan Bisnis dari Proverb Consulting, Erwin Halim mengatakan, usaha siomay termasuk usaha kuliner yang mudah dijalani sehingga tidak terlalu banyak kendala yang dihadapi. Untuk dapat bertahan, si pemilik usaha baiknya membuat varian produk agar tampil beda dan banyak pilihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×