kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pilih kembali ke jalan karena sepi konsumen


Selasa, 12 Mei 2015 / 15:44 WIB
Pilih kembali ke jalan karena sepi konsumen
ILUSTRASI. Layar perdagangan saham di?Bursa Efek Indonesia.? Intip 10 Saham Net Buy Terbesar Asing Saat IHSG Melemah, Rabu (29/11)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Hendra Gunawan

SURABAYA. Mempertahankan sebuah bisnis bukan perkara mudah. Banyak kendala yang pasti ditemui di tengah jalan. Hal ini juga yang dirasakan oleh para penjahit di Jalan Bukit Barisan, Surabaya, Jawa Timur. Sebagian dari penjahit di sana mulai kembali ke jalanan karena omzet merosot tajam.

Hal ini diamini oleh Sudiyono Mushobbir, salah seorang penjahit.  “Jumlah pelanggan berkurang otomatis omzetnya juga turun tajam,” jelasnya pada KONTAN. Sebelumnya, laki-laki berkumis ini bisa mengantongi omzet lebih dari Rp 3 juta dalam sebulan.

Setelah memutuskan pindah ke gedung milik Pemerintah Surabaya itu, omzetnya merosot sampai 80%. Laki-laki yang lebih akrab disapa Mushobbir ini sudah mencoba mengadukan kendala tersebut kepada pemerintah. “Katanya kita disuruh sabar saja," ujarnya.

Tidak banyak yang bisa dilakukan Mushobbir untuk meningkatkan omzetnya. Dia hanya menyebarkan kartu nama dan melakukan promosi lewat mulut ke mulut. Saat KONTAN, menyambangi lokasi tersebut pada Februari lalu, sentra penjahit ini memang sepi pengunjung.

Para penjahit banyak yang menganggur dan mengobrol dengan rekan-rekannya. Dia memprediksikan kondisi seperti ini masih akan terjadi sampai akhir tahun ini. Meski begitu, Mushobbir enggan mengikuti jejak teman-temannya untuk kembali ke jalanan hanya untuk mengejar omzet tinggi. “Kalau di jalanan itu harus kejar-kejaran sama Satpol PP tidak tenang jadinya,” katanya.

Hal serupa juga dialami oleh rekannya Abdul Ghoni yang juga memutuskan pindah ke sentra jahit Bukit Barisan. Dia mengatakan, penurunan jumlah pelanggan dikarenakan lokasi yang sekarang susah diakses karena masuk ke dalam komplek perumahan.

Belum lagi, lokasi gedung yang dekat dengan tempat pembuangan membuat pelanggan enggan untuk masuk. Sama dengan teman-temannya, Abdul sudah menyampaikan keluhannya kepada pemerintah dan rencananya lokasi pembuangan sampah tersebut akan dibersihkan.

Nasib bapak satu anak ini tergolong beruntung bila dibandingkan dengan teman-teman seprofesinya karena dia hanya mengalami penurunan omzet selama satu bulan saja. Omzetnya masih relatif stabil karena dia memiliki hubungan baik dengan para pelanggan.

Abdul bercerita pada beberapa bulan awal pindah ke Bukit Barisan, suasananya cukup ramai. Lantai atas dan bawah diisi oleh penjahit. Tapi karena jumlah pengunjung sedikit, akhirnya semua penjahit pindah ke lantai bawah.

Sebagian juga memutuskan kembali membuka lapak di pinggir jalan. Abdul tidak ikut ke jalan dengan alasan lokasi sekarang jauh lebih nyaman daripada di jalan. “Kalau di jalan di tinggal ke kamar mandi atau shalat saja susahnya setengah mati,” ujarnya. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×