kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tumbuhkan semangat bisnis para ibu lewat koperasi


Minggu, 26 Mei 2013 / 16:23 WIB
Tumbuhkan semangat bisnis para ibu lewat koperasi


Reporter: Pravita Kusumaningtias | Editor: Havid Vebri

Tergerak keinginan memperbaiki kualitas hidup perempuan miskin di perkotaan, Leonardo Kamilius keluar dari pekerjaannya sebagai business analyst di perusahaan konsultan ternama. Ia memilih mendirikan Koperasi Kasih Indonesia (KKI) di tahun 2011 di Cilincing, Jakarta Utara.

Padahal sejak remaja ia bermimpi untuk menjadi pemimpin sebuah perusahaan. Namun, mimpi itu buyar setelah ia jadi relawan di Padang pada 2009. "Di sana saya membantu orang saban hari. Ini membuat hati saya penuh dan bahagia," ujarnya.

Sepulang dari Padang, pria yang akrab disapa Leon ini mengajak dua rekannya merintis KKI. Dengan menyewa rumah, mereka  mendirikan kantor KKI di Cilincing. Cilincing jadi pilihan karena banyak warga yang kesulitan ekonomi.

KKI bukan LSM, namun bisnis sosial. Ia terinspirasi dengan konsep mikro kredit yang diterapkan penerima Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus.
Itu sebabnya, inti usaha KKI adalah menyediakan jasa tabungan, pinjaman (kredit mikro), dan pendidikan mengolah keuangan bagi para ibu. Leon dan kedua rekannya patungan menyediakan modal pendirian KKI.

Lewat KKI, anggota bisa menabung tanpa dipungut biaya administrasi. Mereka dapat mengambil uang kapan saja. KKI juga menyediakan pinjaman modal mulai Rp 500.000 - Rp 2,5 juta. Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan, namun ada bunga.

Dari sinilah, ia mendapat modal guna memperbanyak dana pinjaman. Maklum, banyak permintaan pinjaman yang masuk belum terpenuhi karena modal minim.

Pemberian pinjaman dibarengi dengan sosialisasi dan pendidikan mengolah modal tersebut supaya menjadi sumber pendapatan. "Kami ingin mengubah cara pandang warga untuk keluar dari jerat kemiskinan," ujar bapak satu putra ini.

Kata Leon, tidak mudah mengubah cara pandang warga Cilincing. Ketika pertama kali masuk ke sana, ia menawarkan konsep KKI dari rumah ke rumah. Tawarannya lebih banyak tidak digubris.

Hingga akhirnya, ada lima ibu yang bergabung mau menjadi anggota, mendapat pinjaman dan berhasil bangun warung di depan rumah. "Karena contoh itu, kian banyak warga yang tertarik bergabung di KKI," kisah Leon. Kini, sudah ada 541 warga Cilincing yang bergabung dengan KKI.

Ia berharap, ke depan,  bisa melingkupi semua kaum marginal di Cilincing. Ia juga berharap,  KKI bisa menghasilkan profit. Meski bisnis sosial yang bertujuan memberdayakan ibu kurang mampu, KKI harus tetap mendapat pemasukan agar bantuan terus berlanjut. "Karena, jika kami bergantung pada donatur, saat donatur berhenti, maka upaya pemberdayaan kami juga berhenti," ujarnya.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×