kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membantu ekonomi tetangga lewat usaha gemblong


Kamis, 27 Desember 2012 / 20:47 WIB
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan melalui ATM Drive Thru BRI di Tengerang Selatan, Kamis (2/9).


Sumber: Kontan 27/12/2012 | Editor: Havid Vebri

Kabupaten Kuningan termasuk salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki beragam makanan khas. Selain terkenal dengan tape ketan yang manis, Kuningan juga terkenal dengan panganan bernama gemblong atau biasa disebut ketempling. Panganan ini sejenis keripik yang terbuat dari singkong.

Salah satu produsen gemblong di Kelurahan Citangtu, Kuningan adalah Sarkam (58). Ia telah memproduksi gemblong sejak tahun 1999.

Bermula dari semakin susahnya mendapatkan pekerjaan di Citangtu, Sarkam mendapat ide memanfaatkan singkong menjadi keripik yang kemudian dikenal dengan gemblong. 

Berkat kejelian dan keuletannya, Sarkam kini berhasil mengembangkan usaha gemblong dengan kapasitas produksi mencapai 1 kuintal per hari. Sejak awal mengembangkan usaha, Sarkam turut melibatkan para tetangga di sekitarnya.

Maka, pada tahun 2000-an, ketika usaha gemlong miliknya mulai dilirik banyak pelanggan, Sarkam mengajari para tetangganya mengenai cara memproduksi gemblong. "Sulit membuat gemblong tanpa harus diajarkan terlebih dahulu," ujar suami Utik ini.

Setelah memberikan pelatihan, Sarkam mulai merekrut para tetangganya untuk bekerja di rumah produksi pembuatan gemblong yang dibangun di samping rumahnya. Tujuannya adalah supaya mereka lebih mafhum cara membuat gemblong.

Kini, produksi gemblong di tempat Sarkam melibatkan sekitar 40 orang tetangganya. Sebagian besar dari mereka adalah ibu-ibu rumah tangga yang tidak bisa bekerja sepenuh waktu. Sarkam memberi kelonggaran kepada mereka untuk bekerja di rumah masing-masing.

Sarkam memberikan alat-alat untuk mengolah tepung singkong menjadi gemblong. Setelah dibuat dalam bentuk keripik berukuran bulat dengan diameter sekitar 3 centimeter (cm) - 4 cm, Sarkam kemudian menggorengnya. "Jadi cara menggoreng ini susah, sehingga kami yang menggoreng, mereka cukup membuat bahan bakunya," ujarnya.  

Berkat usahanya ini, sebagian besar tetangga Sarkam bisa mendapatkan penghasilan. Setiap pembuatan 1 kg gemblong, Sarkam menghargainya Rp 1.000. Rata-rata  setiap tetangga Sarkam bisa memproduksi sebanyak 15 kilogram (kg) - 20 kg gemblong per hari.

Dengan jumlah produksi sebanyak itu, karyawan Sarkam masih sempat mengerjakan pekerjaan lain di rumah mereka. Setiap pagi, karyawan Sarkam datang mengambil bahan baku tepung singkong, dan pada sore hari mereka datang membawa gemblong yang sudah jadi dan siap digoreng.

Sarkam menjelaskan, ia bisa memproduksi sebanyak 1 kuintal tepung singkong dalam sehari. Dari usahanya itu, ia bisa menjual sebanyak 70 kg gemblong per hari dengan harga Rp 16.000 hingga Rp 17.000 per kg. Alhasil, ia bisa meraup omzet Rp 1,2 juta per hari.

Banyak dulu tetangga yang bekerja dengannya, kini membuka usaha sendiri. Saat ini, daerah Citangtu pun terkenal sebagai sentra gemblong di Kuningan.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×