kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Sentra alat kesehatan Glodok: Tambah ramai setelah kerusuhan 1998 (1)


Selasa, 11 Januari 2011 / 11:02 WIB
 Sentra alat kesehatan Glodok: Tambah ramai setelah kerusuhan 1998 (1)


Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi

Tanyakan pada penduduk Jakarta, di mana tempat mencari produk elektronik. Jawabannya, sudah pasti Glodok. Tapi sejatinya, kawasan ini juga terkenal sebagai sentra penjualan alat-alat kesehatan. Letak persis pusat penjualan tersebut, ada di lantai satu dan dua Glodok City, Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat.

Glodok sudah terkenal sebagai sentra alat kesehatan sejak 1960 silam. Namun, saat kerusuhan 1998, pusat penjualan ini habis terbakar. Para pedagang pun pindah ke tempat lain. Namun, ketika gedung yang baru dibangun siap huni lima tahun kemudian, para pedagang pun kembali ke Glodok.

Darwin, pemilik Sinar Medica adalah pedagang alat kesehatan yang sudah lama mencari peruntungan di wilayah yang ramai ini. Ia sempat memindahkan usahanya ke Harco Glodok pascakerusuhan berdarah itu. Tahun 2005, ia kembali lagi ke Glodok City.

Sentra ini bertambah ramai dengan kehadiran para penjual baru. Ambil contoh Tomy Wijaya. Sebelum membuka kios Intra Medika pada 2008, ia bekerja sebagai karyawan swasta.

Tomy beralih profesi menjadi pedagang alat kesehatan setelah melihat potensi yang bagus di sentra tersebut. "Di sini sudah lama terkenal sebagai sentra penjualan alat kesehatan dan pelanggan dalam dan luar kota gampang mengakses tempat ini," katanya.

Lain lagi cerita Tommy, pemilik Mitra Lab. Sebelum membuka toko di Glodok, ia mempunyai perusahaan alat kesehatan yang khusus melayani pembeli pabrik. Tetapi sejak kerusuhan 1998, masa pembayaran pabrik molor menjadi dua hingga tiga bulan. "Kalau di sini pembelinya langsung membayar dengan uang tunai," kata Tommy yang membuka kiosnya di Glodok City empat tahun lalu.

Tommy mengatakan, kebanyakan pedagang di Glodok City hanya menjual alat-alat kesehatan umum, seperti stetoskop dan tensimeter. Jarang sekali pedagang di sini yang menjual peralatan rumit semacam alat pacu jantung. Dari yang segelintir itu, Tomy dan Darwin termasuk yang menjual alat-alat agak canggih, seperti CT Scan. "Alat-alat itu kan harus diajarkan cara penggunaannya," imbuh Tommy.

Sentra alat kesehatan Glodok menyediakan banyak pilihan peralatan, baik untuk rumah sakit dan laboratorium hingga peralatan diagnostik serta dental. Bahkan, ada juga pedagang yang melego alat-alat kimia, seperti HPLC dan spektrometer.

Harga alat-alat kesehatan di sentra ini terhitung murah. Serupa dengan sentra alat kesehatan di Jalan Pramuka Jakarta Timur, di Glodok, Anda juga bisa menemui alat kesehatan dengan harga 50% lebih murah dibandingkan dengan tempat lain.

Darwin, misalnya, berani menjual tensimeter digital dengan harga Rp 400.000. Di tempat lain, harga produk yang sama bisa mencapai
Rp 600.000 per unit.

Tomy menyatakan, pedagang bisa menjual alat-alat kesehatan dengan harga miring lantaran mereka langsung membeli barang dari distributor yang berpusat di Jakarta. "Selain itu, para pedagang di sini membeli barang dalam jumlah besar," ujarnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×