kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Betapa renyahnya laba dari camilan makaroni


Senin, 17 Januari 2011 / 10:52 WIB
Betapa renyahnya laba dari camilan makaroni


Reporter: Rivi Yulianti | Editor: Tri Adi

Pernahkah Anda melihat segerombolan anak kecil usai bubaran sekolah menenteng camilan makaroni yang dimakan sambil jalan? Kurang lebih seperti inilah produk Makaroni Banyak Rasa (Mabasa) dan Mac Kriuuk Mac Krezzz, yang menyediakan makaroni dengan aneka rasa. Dengan harga yang murah meriah dan rasa yang membumi.

Mabasa asal Bandung mulai menawarkan kemitraan sejak Januari 2010. Sang pemilik, Dian F. Luthfie menyediakan dua paket kemitraan. Paket dengan nilai Rp 3 juta berupa mini outlet dan Rp 3,5 juta berupa gerobak dorong.

Investasi tersebut sudah mencakup makaroni sebanyak 10 kg, lima bungkus bumbu untuk lima rasa, shaker dan stoples, serta seragam karyawan. Kebanyakan mitra lebih memilih paket gerobak. Dian membebaskan biaya royalti kepada para mitranya yang saat ini sudah mencapai sekitar 100 orang, tersebar di Bandung, Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Sumedang, Sukabumi, Medan, dan Makassar.

Mabasa menawarkan lima rasa, yakni balado, ayam lada hitam, piza, keju, dan barbekyu. Mitra bisa memasok makaroni matang, bumbu, dan kemasan langsung dari pusat. Jadi, mitra tinggal mencampur makaroni dengan bumbu dalam shaker, tanpa perlu memasak. "Inilah daya tarik produk kami. Praktis, sehingga tidak memerlukan gas dan menghemat biaya operasional," ujar Dian.

Harga jual makaroni Mabasa mulai Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kemasan ukuran 50 gram. Dian membebaskan mitra untuk menentukan harga jualnya sendiri. Dengan hitungan penjualan 200 bungkus per hari, mitra bisa mencetak omzet Rp 18 juta sebulan. Dian memperkirakan, mitra bisa balik modal dalam waktu 1,5 sampai dua bulan.

Harga murah yang menjadikan produk cepat terjual memang menjadi daya tarik waralaba Mabasa. Pangsa pasarnya terutama anak-anak dari kalangan menengah bawah.

Karena itu, Dian sangat menyarankan agar mitra mempertimbangkan faktor lokasi yang ada banyak anak, seperti di sekolah, pusat perbelanjaan, dan pusat rekreasi. Nah, kemitraan ini cocok bagi Anda yang ingin berbisnis dengan modal pas-pasan.


Pilih pasar luar Jawa

Cuma, Yosef F. Ridwan, mitra Mabasa di Ciamis, menuturkan, prospek makaroni untuk wilayah Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut saat ini kurang bagus. Pasalnya, pasar produk ini sudah penuh sesak di Jawa Barat. "Terlalu banyak kompetitor sehingga banyak mitra bawahan saya yang gulung tikar," ujarnya.

Memang, produk ini sempat berjaya di awal 2010 lalu. Omzetnya bisa mencapai Rp 18 juta sampai Rp 20 juta per bulan. Makanya, Yosef memberi saran, mitra yang ingin berbisnis Mabasa agar memilih pasar luar Jawa yang masih jarang produk makaroni.

Pemain lain dalam bisnis makaroni kriuk-kriuk adalah, CV Maju Jaya dengan bendera Mac Kriuuk Mac Krezzz. Namun, produk Mac Kriuuk Mac Krezz memiliki diversifikasi. Tidak hanya makaroni, tapi juga tela, tahu, dan kentang. "Untuk mencegah kebosanan konsumen," ujar Amar Albar, pemilik Maju Jaya.

Kemitraan yang ditawarkan Maju Jaya asal Malang ada dua, yakni outlet standar dengan nilai investasi Rp 5 juta dan outlet bergerak Rp 5,5 juta. Besaran investasi ini sudah termasuk digital printing banner, seragam karyawan, pelatihan karyawan, dan perlengkapan gerai.

Sementara, biaya waralaba sebesar Rp 1 juta untuk empat tahun plus biaya royalti sebesar 3,5% dari omzet. Mac Kriuuk Mac Krezzz kini memiliki tujuh mitra sejak menawarkan waralaba pada 2008.

Harga jual produk berbagai camilan ini Rp 4.000 per bungkus. Rata-rata penjualan 100 bungkus per hari dengan omzet Rp 12 juta per bulan. Dari hitungan itu, mitra balik modal dua sampai empat bulan.

Hanya saja, Pengamat Waralaba Erwin Halim mengingatkan, pasar produk makaroni sudah penuh sesak. Soalnya, mitra tak hanya bersaing dengan waralaba lain tapi juga produk tanpa merek. "Rata-rata ada di setiap sekolah yang dijual tanpa merek terutama di Jawa," ujarnya.

Oleh sebab itu, Erwin menyarankan, jika ingin persaingan yang sedikit longgar, sebaiknya mitra mendistribusikan produk camilan ini ke luar Jawa. Selain itu, harganya pun murah sehingga terjangkau untuk pasar yang daya belinya lebih rendah.

Erwin menambahkan, keunggulan waralaba ini yaitu, nilai investasinya yang kecil sehingga cocok bagi mitra bermodal tipis. Tapi, keberlangsungan usaha jenis ini memang diragukan, paling lama dua tahun. "Karena nilai investasinya kecil dan balik modal cepat, kerugian yang harus ditanggung mitra hampir tidak ada bila terpaksa gulung tikar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×