Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi
Tradisi masyarakat yang makin gemar menyeruput minuman kopi dan teh, menjadi peluang bisnis menjanjikan bagi para pelaku usaha. Indikasi itu bisa dilihat dari terus menjamurnya kedai minuman kopi dan teh, mulai dari jajanan kelas pinggir jalan hingga kedai berkonsep restoran di sejumlah mal.
Yang menarik, banyak pebisnis yang tergiur terjun ke bisnis minuman kopi dan teh, melakukan inovasi serta modifikasi model usaha. Misalnya, mereka membuka usaha minuman kopi dan teh cepat saji (instan) yang membidik pasar kelas menengah bawah.
Salah satunya seperti yang dilakoni Syaria Hamzah. Wanita ini mendirikan usaha gerai kopi dan teh instan, dengan nama usaha Tea n Coffee (TCO) & Mini Donut's. Wanita yang akrab disapa Syaria ini, pertama kali membuka gerai TCO di Makassar, Sulawesi Selatan, pada tahun 2008.
Rupanya, menu jajanan yang ditawarkan TCO mendapat sambutan bagus dari pasar. "Sebenarnya ketika itu kami ingin membuka langsung tawaran paket kemitraan kepada masyarakat. Tapi, kami masih mencari konsep yang sesuai," kata Hamzah, Manajer Operasional Tea n Coffee.
Namun, rencana tersebut akhirnya baru bisa diwujudkan manajemen TCO di tahun ini. Langkah ini diambil setelah mereka merasa cukup percaya diri berjibaku dengan para pesaingnya di bisnis ini.
Strategi bisnis itu ternyata membuahkan hasil. Saat ini, mitra TCO sudah berkembang menjadi 100 gerai dan 16 gerai yang dikelola TCO. Hamzah mengklaim, rasa kopi dan teh instan TCO cukup identik dengan minuman sejenis yang dijual di gerai-gerai di mal.
Selain itu, peralatan pembuat whipped cream yang digunakan TCO sama dengan usaha minuman kopi yang ada di luar negeri. Tapi, kemitraan minuman instan lainnya tidak memakainya. Whipped cream olahan TCO punya warna menarik dan rasa yang manis.
Empat paket kemitraan
Nah, bagi calon mitra yang tertarik terjun ke bisnis ini, TCO menawarkan empat paket kemitraan yang bisa dipilih sesuai bujet. Paket paling murah bernama Paket Reguler dengan biaya investasi
Rp 12,5 juta. Dengan biaya itu, mitra akan mendapatkan fasilitas berupa satu unit konter, perlengkapan kerja lengkap dan dua seragam karyawan. Selain itu, mitra juga akan mendapat media promosi serta bahan baku awal sebanyak 120 pak kopi dan teh instan.
Paket kedua adalah Paket Medium. Biaya investasi yang harus dikeluarkan calon mitra sebesar Rp 21 juta. Dengan dana tersebut, mitra memperoleh dua konter sekaligus dengan fasilitas lainnya yang sama dengan paket pertama. Hanya saja, jumlahnya dua kali lipat lebih banyak.
Yang ketiga adalah Paket Master. Investasi awalnya Rp 40 juta. Jika memilih paket ini, mitra akan mendapatkan tiga konter, sekaligus berhak menjadi perwakilan untuk memasok bahan baku dan membawahi mitra di daerahnya masing-masing. "Nah, mitra paket ini akan mendapat keuntungan 10% dari penjualan bahan baku," kata Hamzah.
Yang terakhir adalah Paket Mitra Share. Paket ini memiliki sistem bagi hasil. Artinya, keuntungan yang didapat mitra dibagi dua dengan kantor pusat. Porsinya 55%:45%.
Dalam paket ini, pusat yang akan mengelola semua sistem usaha, sementara mitra hanya sebagai pemilik modal. Manajemen TCO tidak mengutip biaya royalti kepada mitra. Mitra hanya wajib membeli bahan baku dari pusat.
Salah satu mitra TCO adalah Chaerudin. Dia membuka usaha ini sejak tahun 2008, di kantin salah satu perguruan tinggi di Makassar. Dalam sehari, dia mengaku bisa menjual sekitar 40 gelas kopi.
Chaerudin berniat terus mengembangkan usahanya ini. "Ke depan, saya sudah berencana menambah paket kemitraan yang mendapatkan tiga gerai," tandasnya.
Tea n Coffee & Mini Donuts
Jl Nusapada No. 15 G3 Depok, Jawa Barat
Telp 021-7532654
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News