kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Kebaya modern yang memikat fulus


Jumat, 24 September 2010 / 10:55 WIB
Kebaya modern yang memikat fulus


Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi

Dulu, kebaya sepertinya hanya banyak dipakai oleh para orangtua untuk menghadiri hajatan resmi. Seiring perkembangan zaman, kini kebaya telah dipoles ulang dengan sentuhan modern sehingga, terlihat modis di tubuh anak muda. Usaha pembuatan kebaya modern ikut naik daun.

Berawal dari hobi, Wiwik Maskat menelurkan kreasinya di dunia fesyen melalui butik b'modish Gallery. Meski sudah menggeluti usaha ini sejak 10 tahun lalu, dia harus terus mengembangkan kreasi kebaya modern di tengah makin ketatnya kompetisi.

Yang pasti, Wiwik sudah terasah membaca tren pasar. "Desainer yang mampu menelurkan produk inovatif bakal dicari pembeli," imbuhnya.

Seperti saat Hari Idul Fitri lalu, tren mode yang paling digandrungi adalah kebaya modern bernuansa muslim. "Jadi modelnya lebih tertutup dan panjang," katanya.

Agar tak kalah dengan pemain lainnya, b'modish yang berlokasi di Bintaro, Jakarta Selatan, itu terus memutakhirkan model koleksinya.

Sementara, Harli, pemilik Herma Fashion, mengaku, penjualan kebaya modern bakal meningkat kembali setelah Hari Idul Adha atau sekitar bulan Desember mendatang. "Biasanya kebutuhan untuk acara pernikahan," imbuhnya.

Wiwik mengklaim semua produknya memiliki cita rasa tersendiri, sehingga tidak sama seperti produk di toko fesyen lain. Salah satu pembedanya adalah perpaduan bahan kebaya. Produk b'modish menggunakan kain berbahan sutera untuk atasan kebaya, dan berbagai macam kain batik untuk bahan bawahannya.

Koleksi kain batiknya didatangkan dari berbagai daerah. Misalnya, kain batik dari Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Madura, Lampung dan Aceh. "Pasokan kain berasal dari para perajin langganan," kata Wiwik.

Untuk membuat satu baju kebaya lengkap, rata-rata dia menghabiskan dua hingga empat meter kain. Jumlah itu tergantung model dan ukuran kebaya yang dipesan.

Saban bulan, Wiwik mampu menjual sebanyak 20 hingga 30 stel kebaya modern dengan kisaran harga Rp 250.000 sampai Rp 2,5 juta. Paling minim, sebulan dia hanya bisa meraih omzet Rp 5 juta per bulan. Namun, dengan memiliki 20 pelanggan tetap, omzet b'modish menjadi lebih terjamin.

Berbeda dengan Harli yang menawarkan kebaya modern dengan harga lebih murah, yaitu berkisar Rp 50.000 hingga Rp 500.000 per stel. Pelanggan bisa memesan kebaya modern sesuai keinginannya. "Tapi harganya bisa lebih mahal. Pernah ada yang memesan kebaya seharga Rp 2 juta," imbuhnya.

Selain membuka toko di Cipulir, Tangerang, Herma Fashion juga membuka lapak online Kebayaku.com. Pembeli yang sering memesan secara online berasal dari daerah di Kalimantan dan Sulawesi.

Menurut Harli, kontribusi penjualan dari dua kanal pemasaran tersebut berimbang. Rata-rata volume penjualannya antara 100 sampai 120 stel sebulan. Alhasil, dengan harga jual tertinggi sebesar Rp 500.000, omzet yang dicetak Herma Fashion sekitar Rp 5 juta saban bulannya.

Wiwik memiliki strategi menggenjot penjualannya. Caranya, dia rajin mengikuti pameran seni dan kerajinan, serta mengikuti pameran potensi daerah.

Berkat hobi jalan-jalannya, dia juga menjadi lebih piawai dalam memilih bahan dan desain kebaya. Maklum, setiap kali berkunjung ke suatu daerah, dia tak lupa membeli kain-kain asli ciri khas daerah tersebut. Ia juga mengoleksi kain batik kuno berusia puluhan tahun. "Koleksinya belum terlalu banyak," ujar Wiwik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×