kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengejar Laba dari bisnis bengkel mobil panggilan


Jumat, 24 September 2010 / 10:24 WIB
Mengejar Laba dari bisnis bengkel mobil panggilan


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Kesibukan sehari-hari menjadikan orang tidak memiliki waktu banyak memperbaiki atau merawat mobilnya. Apalagi, jika sampai harus mengantre untuk dilayani. Peluang inilah yang dimanfaatkan pengusaha bengkel mobil panggilan.

Menunggu merupakan kegiatan yang tidak menyenangkan. Bahkan, di tengah rutinitas yang padat, menunggu adalah sebuah hal yang menyebalkan.

Perasaan serupa menghinggapi para pemilik mobil tatkala menanti giliran waktu perawatan kendaraannya. Perawatan rutin yang biasanya hanya memakan waktu satu hingga dua jam menjadi lebih lama karena harus antre dengan pemilik lain.

Kondisi semacam inilah yang dibidik para penyedia jasa mobile service, atau servis berjalan. Saat ini operator bengkel berjalan ini semakin menjamur.

Salah satunya Bengkel O-Beng. Sejak Maret tahun lalu, salah satu unit bengkel dari PT Ulise Sentosa Abadi ini, khusus melayani perawatan dan perbaikan mobil pabrikan asal Jepang.

Karena hanya melayani panggilan ke rumah atau kantor pelanggan, Bengkel O-Beng membatasi wilayah operasionalnya. "Kami menangani wilayah Tangerang, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat," kata Manajer Bengkel O-Beng, Kristju Desanto Putra. Pemilihan ini merujuk pada lokasi pusat bengkel di Bumi Serpong Damai (BSD).

Namun, terkadang Bengkel O-Beng juga menerima pesanan dari luar wilayah tersebut. Tentu saja, dia akan mengenakan biaya tambahan berdasarkan jarak tempuh ke lokasinya.

Saat ini, Bengkel O-Beng memiliki dua unit mobil bengkel keliling lengkap dengan peralatannya, berikut lima orang teknisi. "Sehari kami bisa menangani enam hingga delapan pelanggan," kata Kris. Agar terlayani semua, pelanggan harus membuat janji sehari sebelumnya.

Menurut Kris, tarif yang ditawarkan bengkel mobil masih lebih murah dibandingkan dengan bengkel resmi. "Untuk perawatan standar mulai Rp 300.000," imbuhnya. Paket tersebut sudah termasuk ganti oli. Selain pelanggan perorangan, Bengkel O-Beng juga memiliki pelanggan dari perusahaan.

Paling minim, Bengkel O-Beng bisa mencetak omzet Rp 54 juta per bulan. Omzet itu terus meningkat karena jumlah pelanggan dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun lalu, Bengkel O-Beng menggarap tiga pelanggan per hari. Tahun ini, jumlah pelanggannya naik dua kali lipat.

Agar dapat memberikan pelayanan maksimal, Bengkel O-Beng berniat menambah armada mobile service sehingga mampu menjangkau lebih banyak konsumen. "Sudah ada beberapa orang, misalnya, dari Pekanbaru dan Jakarta Timur yang menanyakan franchise-nya," kata Kris. Hingga kini, pemiliknya masih menimbang permintaan waralaba itu.

Pemain bisnis mobile service lain adalah Hendra Atmo Vinansio, pemilik Benkel Pas. Walau baru sekitar dua bulan membuka usaha Benkel (bengkel keliling) Pas, Hendra optimistis bisnisnya bisa berkembang pesat. "Kalau melihat prospek, saya optimis akan berkembang," tukas dia.

Karena tergolong masih sangat baru, Hendra mengakui, hingga kini belum memiliki banyak pelanggan. "Seminggu dua hingga tiga pelanggan. Tapi, kadang tidak ada sama sekali," katanya.

Dia mengutip uang jasa Rp 100.000 untuk biaya perbaikan mobil di tempat. "Itu belum termasuk spare part," katanya. Tak seperti Bengkel O-Beng yang menyediakan layanan perawatan berkala, Benkel Pas hanya menyediakan layanan perbaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×