kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kongsi froyo yang sepi peminat


Senin, 17 Januari 2011 / 14:02 WIB
Kongsi froyo yang sepi peminat


Reporter: Rivi Yulianti, Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Ngemil yoghurt sekarang sudah menjadi gaya hidup sebagian masyarakat Indonesia. Yoghurt adalah produk hasil fermentasi susu yang rasanya asam dan biasanya memiliki aneka varian rasa. Frozen yoghurt (froyo) diminati karena rasanya yang segar dan memiliki beragam manfaat untuk kesehatan berkat adanya bakteri lactobacillus.

Yoghurt dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlancar pencernaan. Minuman ini juga bisa menurunkan kolesterol, mencegah kanker, menyehatkan sistem pencernaan, dan memperkuat gusi. "Yoghurt memiliki manfaat setara susu sehingga bagus untuk anak kecil yang tidak doyan susu," ungkap Angga Kusumaputra, pemilik Chime Yoghurt.

Tren ngemil froyo muncul sejak 2009 lalu. Saat itulah, hadir pelbagai gerai yang menjual froyo, seperti Sour Sally, Red Mango, dan Heavenly Blush di kelas premium. Kemudian, Chime Yoghurt, YoghurMark, dan Yogu Buzz untuk pasar menengah.

Bagi Anda yang ingin menjadi mitra Chime Yoghurt, YoghurMark, dan Yogu Buzz, tak ada salahnya melihat kembali usaha ketiganya yang pernah diulas oleh KONTAN pada edisi sebelumnya.


• Chime Yoghurt

Waralaba yoghurt asal Malang, Jawa Timur ini baru hadir empat bulan lalu. Begitu memulai usaha, Chime Yoghurt langsung membuka kesempatan bermitra. Produk ini memiliki slogan agak nakal dan nyleneh: nyimenk ala yoghurt. Logonya pun bergambar sapi nyimenk.

"Kami berharap, yoghurt kami bisa membuat orang ketagihan seperti nyimenk, dan kata nyimenk itu sendiri terdengar berirama dengan chime. Unik dan mudah diingat orang," ujar Angga. Nyimenk adalah istilah untuk menghisap rokok daun ganja.

Chime Yoghurt menawarkan froyo dan jus yoghurt dengan beraneka topping, semacam oreo, biskuit, buah segar, cokelat tabur, dan choco roll. Topping buah segar, antara lain leci, mangga, apel, durian, stroberi, jeruk, dan blackberry. "Yang paling diminati adalah blackberry dan durian," ujar Angga. Chime Yoghurt menjual produknya dengan kisaran harga Rp 5.000 sampai Rp 20.000 per cup.

Tapi, Chime Yoghurt tidak menggunakan frozen machine seperti lazimnya froyo lain. Mereka hanya memakai mixer. "Itulah mengapa harga produk kami bisa lebih murah," kata Angga. Sekadar informasi, harga frozen machine sekitar Rp 20 juta. Hasil akhir yoghurt dengan bantuan mixer memang kurang lembut, tapi tidak mudah mencair.

Harga yoghurt yang murah memang menjadi keunggulan Chime Yoghurt. Makanya, Angga menyasar pasar menengah di kota-kota kecil yang daya belinya kurang. Meski baru empat bulan, sudah ada delapan mitra yang tersebar di kota Malang, Jambi, Balikpapan, dan Samarinda.

Angga menuturkan, prospek yoghurt dengan harga miring ini sangat bagus terutama untuk kota kecil. "Kami tidak mungkin bersaing dengan yoghurt premium di kota-kota besar, pasti kami kalah," ujarnya. Dengan harga yang murah meriah, dia mampu menjual 100 cup froyo beromzet Rp 500.000 per hari.

Chime Yoghurt menawarkan tiga paket kemitraan. Pertama, rombong indoor dengan nilai investasi Rp 10 juta. "Paket ini yang paling diminati mitra, karena harganya terjangkau," katanya. Kedua, booth dengan investasi Rp 55 juta. Ketiga, minibar Rp 75 juta. Yang terbaru, Chime menawarkan paket sepeda motor seharga Rp 50 juta.

Semua paket tersebut sudah mencakup peralatan dan bahan baku awal, biaya promosi, papan nama, banner, serta brosur. Chime Yoghurt membebaskan biaya royalti. Dan, mitra bisa balik modal dalam waktu sekitar empat bulan.


• YoghurMark

Usaha yang berdiri sejak 2009 ini sudah memiliki empat cabang. Tiga di antaranya milik mitra. Semua gerai YoghurMark berada di luar Jakarta. Staf Pemasaran YoghurMark Alice Angelica bilang, pihaknya memang membidik pasar di luar Jakarta yang masih menyimpan banyak potensi pasar froyo.

Menurut Alice, keunggulan YoghurMark terletak pada harga per cup yang cukup terjangkau. Harga satu cup single dengan satu topping hanya Rp 14.000. Ada pula menu yoghurt dengan cone, waffle, dan yunior yang harganya sama: Rp 8.000.

YoghurMark bisa menjangkau pasar anak sekolah dengan harga murah ini. Mereka juga menyesuaikan produknya dengan rasa asam manis agar sesuai dengan lidah orang Indonesia. Selain rasa asli yoghurt, ada pula yoghurt dengan beraneka rasa, seperti blueberry, lime, dan stroberi.

YoghurMark menyediakan dua pilihan paket waralaba, yaitu Junior dan Express. Paket Junior yang menggunakan gerobak mensyaratkan investasi awal Rp 45 juta. Adapun investasi awal paket Express berupa outlet Rp 70 juta. Terwaralaba akan mendapat bahan dasar yoghurt, kemasan dengan logo, serta seragam untuk karyawan.

YoghurMark sama sekali tak mengutip biaya royalti dari mitranya. Mereka akan mengirim dan menanggung ongkos kirim bahan baku yoghurt ke seluruh daerah. Dengan cara ini, tiap mitra mendapat pasokan bahan dengan harga yang sama.

Untuk topping yang kebanyakan berupa buah-buahan segar, YoghurMark hanya memberi referensi tempat pembelian saja. Alice mengatakan, bila pewaralaba yang mengirimkan bahan baku buah-buahan, bisa jadi kesegaran topping malah tidak terjamin.

Mitra bisa meraup omzet Rp 500.000 per hari. Tapi, ketika musim liburan tiba, pendapatannya melonjak jadi Rp 800.000. Dari omzet itu, mitra bisa mengantongi laba antara 25% sampai 30%, sehingga dapat balik modal dalam waktu 12 bulan. Hanya saja, sejak Mei 2010, mitra YoghurMark belum bertambah.


Yogu Buzz

Antusiasme masyarakat dengan yoghurt Sour Sally, membuat PT Berjaya Sally Ceria (BSC) menawarkan waralaba dengan merek Yogu Buzz mulai Maret 2010. Tujuannya, untuk menciptakan second brand dengan memasang harga lebih miring ketimbang harga yoghurt Sour Sally. Sehingga, bisa meraih segmen pasar lebih luas lagi.

Saat ini, ada tiga gerai Yogu Buzz. Dua di antaranya milik mitra. Harga investasinya sampai sekarang masih sama dengan yang ditulis KONTAN sebelumnya: Rp 350 juta. Namun, menurut Nanda, Franchise Relation Yogu Buzz, akan ada penyesuain harga dalam waktu dekat.

Dengan biaya investasi Rp 350 juta, mitra akan mendapat lisensi waralaba selama lima tahun dan memiliki mesin pembuatan froyo, lemari pendingin, dan booth. Konsep booth untuk tempat keramaian yang memiliki tingkat pengunjung tinggi.

Yogu Buzz menawarkan harga jual froyo mereka yang relatif terjangkau, yaitu Rp 14.500 per cup. Meski lebih murah, Sagita, Brand Marketing Manager Sour Sally, yang juga mengurusi waralaba Yogu Buzz, meyakinkan bahwa bahan baku yang digunakan Yogu Buzz tetap sesuai dengan standar rasa Sour Sally.

Yogu Buzz menjual froyo plain alias rasa original berwarna putih dengan 15 topping, semisal madu, stroberi, dan gummy bear. Rasa manis dan asam yang segar di lidah ini telah membuat froyo Yogu Buzz sebagai salah satu minuman favorit. Yogu Buzz menawarkan tiga pilihan rasa, yakni original, buzzberry dengan ekstrak blueberry, dan twist yakni campuran rasa original dan buzzberry.

Sagita mengungkapkan, dengan target penjualan sebanyak 150 cup sehari, mitra Yogu Buzz bakal mendapatkan omzet sekitar Rp 3 juta hingga Rp 4 juta sebulan. Bahkan, ia menambahkan, penghasilan dapat lebih tinggi lagi di bulan-bulan pertama pembukaan booth. Asalkan, pengelolaan manajemannya bagus. Dengan omzet sebesar itu, mitra bisa balik modal 10 sampai 11 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×