Reporter: Mona Tobing, Gloria Natalia | Editor: Tri Adi
Siapa yang tak marah jika hasil karyanya dibajak. Selain merugikan produsen, pembajakan merugikan pencipta. Kian sadarnya masyarakat akan nilai hak kekayaan intelektual (HKI), membuat profesi konsultan HKI diminati. Selain soal pendaftaran, mereka membantu persoalan terkait hak cipta.
Pembajakan hak cipta bisa mematikan industri dan merugikan pemilik hak. Bagi industri, pembajakan akan menurunkan nilai penjualan, sehingga secara langsung akan menurunkan nilai royalti yang seharusnya diterima pencipta.
Sebagaimana harta, hak cipta juga membutuhkan perlindungan. Konsultasi perlindungan hak cipta inilah yang ditawarkan konsultan hak kekayaan intelektual (HKI). "Konsultan HKI dapat membantu kreator, pencipta, dan seniman mendapatkan hak atas karya mereka. Salah satunya adalah hak mendapatkan pengakuan negara," jelas Firoz Gaffar, Konsultan HKI.
Konsultan HKI memberikan jasa konsultasi, pengurusan dan pendaftaran hak paten dan merek. Selain itu, konsultan HKI juga mengurus hak cipta desain industri, sampai desain tata letak.
Menurut Firoz, dengan mendaftarkan hak cipta ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, karya akan memperoleh perlindungan. Sang pencipta bisa mendapat keuntungan dari paten yang dimiliki. "Jadi kalau ada orang yang mempergunakan HKI yang telah terdaftar, pemilik HKI bisa menuntut ganti rugi ke pengadilan," terangnya.
Pentingnya HKI juga diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual Indonesia Justisiari Kusumah. "Saat ini kuantitas pembajakan menurun tapi kualitasnya naik," katanya.
Jika dulu buku bajakan bisa didapat dengan memfotokopi, sekarang lebih canggih. Untuk menggandakannya cukup mengunduh bentuk portable document format (pdf) dengan kualitas yang lebih bagus.
Inilah sebabnya, konsultan HKI diperlukan untuk memberikan mediasi, termasuk edukasi tentang pentingnya perlindungan HKI. Makin meningkatnya ekonomi negara, kemungkinan terjadinya konflik HKI juga semakin tinggi.
Selain itu, konsultan HKI juga harus bisa memberikan nasehat kepada klien, seperti pengurusan franchise atau lisensi.
Menjadi konsultan HKI nyatanya tidak sulit. Tidak hanya lulusan hukum yang bisa menjadi konsultan HKI, tapi juga sarjana di seluruh bidang. "Meski banyak dari fakultas hukum, tidak menutup kemungkinan dari bidang lain," kata Justisiari. Tapi sebelum menjadi konsultan, calon harus lulus pendidikan yang diselenggarakan Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM.
Pendapatan konsultan HKI cukup lumayan. Untuk jasa konsultasi registrasi hak cipta, ia bisa mendapat Rp 1 juta hingga Rp 10 juta per kasus. “Profesi ini seperti dokter saja. Kalau kasih advise bagus, ongkosnya mahal," ujarnya. Mahalnya biaya juga melihat barang yang didaftarkan.
Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan komisi dari penanganan legitasi dan komersialisasi. Satu tim konsultan HKI mematok tarif antara US$ 100 hingga US$ 500 per kasus. "Tarif jasa tergantung juga pengalaman konsultan," ujar Justisiari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News