kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   18.000   0,94%
  • USD/IDR 16.255   -47,00   -0,29%
  • IDX 7.208   -14,12   -0,20%
  • KOMPAS100 1.050   -5,20   -0,49%
  • LQ45 807   -3,15   -0,39%
  • ISSI 232   -0,68   -0,29%
  • IDX30 420   -1,68   -0,40%
  • IDXHIDIV20 491   -2,37   -0,48%
  • IDX80 118   -0,35   -0,30%
  • IDXV30 119   -1,65   -1,36%
  • IDXQ30 135   -0,23   -0,17%

Kuat dan tepat, kunci sukses Andri


Senin, 14 Juli 2014 / 14:15 WIB
Kuat dan tepat, kunci sukses Andri
ILUSTRASI. OJK mencabut izin usaha PT Bank Perkreditan Rakyat Bagong Inti Marga alias Bank Bagong. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay


Reporter: J. Ani Kristanti, Marantina | Editor: Tri Adi

Kecintaan akan dunia otomotif mengantarkan Andri Primadi terjun di bisnis seputar kendaraan bermotor. Mulai menjadi makelar mobil bekas, lalu bisnis jasa pengangkutan barang, kini Andri juga memasok busa pelapis helm bagi sejumlah produsen helm besar di negeri ini.

Minat menjadi wirausaha sudah muncul pada pria 40 tahun ini sejak ia masih muda. Meski menjadi anak tunggal, Andri tak begitu saja mengandalkan pemberian orangtuanya. Saat masih kuliah, dia bahkan menjual mobil pemberian orangtua sebagai modal untuk berbisnis mobil bekas. “Saya membeli mobil pincang atau mobil berantakan, lalu merapikannya sebelum dijual,” terangnya.

Dari kelihaiannya berbisnis mobil bekas, seorang rekan menawari Andri bekerja sebagai tenaga pemasar di perusahaan otomotif. Alhasil, sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti, Andri menjalankan dua peran sekaligus, yakni sebagai pedagang mobil bekas dan sales executive sebuah diler mobil mewah.

Namun, setelah lulus kuliah, Andri memilih bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya, yakni pada usaha jasa pengiriman dan penerimaan barang ekspor dan impor (freight forwarding). Salah satunya, Andri bekerja pada perusahaan freight forwarding milik pamannya.

Sayang, karena ada ketidakcocokan, usaha sang paman yang dibangun bersama teman-temannya harus bubar. Andri pun menyambar peluang untuk membuka perusahaan freight forwading sendiri pada 1999. “Waktu itu, karena nilainya tidak besar dan tidak ada yang menangani customer lama mereka, saya take over,” kenang Andri yang kini menjadi kandidat doktor di Universitas Negeri Jakarta.

Selain pengiriman kargo berupa alat-alat berat, Prima Sukses Gemilang, bendera usaha freight forwarding milik Andri, menambah divisi baru, yakni distribusi barang. Toko Buku Gunung Agung menjadi klien pertamanya pada jalur distribusi ini. “Itu customer pertama yang saya garap untuk pengiriman area Jakarta dan Bandung,” kata Andri yang kini mengoperasikan 46 armada pada bisnis transportasi ini.


Tepat waktu

Berkat pengalamannya terjun ke dunia bisnis sejak bangku kuliah, Andri lihai membangun relasi dengan rekan-rekan bisnisnya. Tak heran, dia memiliki jaringan sangat luas, tak terbatas pada jasa pengiriman barang maupun seputar otomotif.

Hingga pada suatu ketika, pria kelahiran Jakarta, 21 September 1974, ini memperoleh tawaran untuk mengakuisisi sebuah usaha konveksi yang nyaris tutup karena ketidakharmonisan para pemilik lamanya. Andri pun segera membeli usaha tersebut, lengkap dengan mesin-mesin dan tenaga kerja. “Saat itu, saya mengerjakan order apa saja yang penting masih masuk dalam spesifikasi mesinnya, supaya perusahaan tetap berjalan,” kata Andri.

Karena sering berhubungan dengan pengusaha otomotif, Andri mengenal seorang pengusaha helm. Ketika bertemu Andri, pengusaha itu mengeluh soal pesanan pelapis helm yang tak sesuai dengan standar dan tak tepat waktu. “Biasanya, kerapian dan kekuatan busa pelapis dilupakan karena tidak terlihat dari luar,” kata Andri. Mengetahui Andri memiliki usaha konveksi, pengusaha itu lantas memintanya mencoba membuat busa pelapis helm.

Andri, yang kebetulan sering berhubungan dengan hal-hal yang berbau keselamatan transportasi, tak menampik tawaran itu. Pada tahun 2001, dia segera mengalihkan fokus usaha konveksinya, menjadi memproduksi pelapis helm.

Andri segera membuat pola dan ukuran untuk produk busa pelapis helm. Dia juga membagi busa pelapis helm ini dalam tiga ukuran, yakni small, medium, dan large.

Menurut dia, sejatinya, busa pelapis ini punya peran yang penting dalam keselamatan berkendara, karena pengait helm dijahit menjadi satu dalam busa pelapis. Karena itu, Andri selalu memastikan jahitan busa pelapis ini juga harus kuat. Selain itu dia memilih jenis pengait yang benar-benar sesuai dengan standar dan kuat. “Ukuran yang tidak pas untuk bagian busa yang menutup telinga juga bisa mempengaruhi syaraf pendengaran,” jelasnya.

Berbekal pengetahuan dan pengerjaan yang benar, produsen yang memesan busa pelapis sangat puas dengan produk buatan Andri. Apalagi, Andri juga mengutamakan ketepatan waktu pengiriman. “Dalam perhitungan saya, penyelesaian dan pengiriman yang meleset akan mempengaruhi ritme produksi helm,” jelas ayah tiga anak ini.

Maklum, pabrik helm biasanya memiliki jadwal produksi yang ketat. Busa pelapis helm harus sudah siap, saat pabrik mulai merangkai “Jadi, di sana running buat batok, saya buat pelapis. Ketika produk saya datang, mereka bisa langsung assembling,” ujar Andri.

Klien Andri pun terus bertambah. Bahkan, sejumlah produsen helm ternama memesan busa pelapis helm kepadanya. Dalam satu bulan, pabrik busa helm yang berlokasi di kawasan Pulau Gebang, Jakarta Timur, itu bisa memproduksi puluhan ribu busa pelapis helm. Harga busa helm bisa mencapai Rp 14.000 per pieces.

Meski Andri menganggap usaha pembuatan pelapis helm cukup mudah, toh dia tak khawatir bisnisnya ditiru pemain lain. Salah satu alasannya, bisnisnya membutuhkan ruang yang cukup luas untuk menyimpan busa-busa helm yang sudah jadi. Demi layanan yang memuaskan, Andri juga menyiapkan sejumlah gudang sebagai tempat penyimpanan yang disewa pelanggannya.

Karena itu, dia yakin, tak banyak orang melirik bisnis ini karena marginnya tipis. “Tapi, asal dijalani dengan tekun dan jujur, bagi saya tetap menguntungkan,” kata Andri yang saat ini masih aktif menjadi dosen di STMT Trisakti.    


Jaga ambisi dan terus berbagi

Meski bukan berasal dari lingkungan yang akrab dengan dunia usaha, jiwa kewirusahaan melekat kuat dalam diri Andi Primadi. Bahkan, dia pun tak menyangka akan menjadi pengusaha sukses, lantaran ketika sekolah ia justru memendam cita-cita menjadi seorang tentara.

Keuletan dan kelihaiannya dalam merambah dunia bisnis telah teruji. Seperti pengusaha lain, suami dari Dahlia Fatmawati ini juga pernah mengalami jatuh bangun dalam berbisnis. “Saya pernah merugi hingga miliaran rupiah ketika menjalankan bisnis custom clearance yang membuat saya kapok,” kata dia. Karena itu, saat ini, dia mengalihkan bisnis pengiriman menyerupai persewaan mobil.

Dalam berbisnis, Andri juga terus menjaga ambisinya. “Bagi saya, yang penting, perusahaan saya terus berjalan, berumur panjang, dan menjadi berkah buat semua karyawan,” ujar dia yang kini mempekerjakan 81 orang untuk membuat busa pelapis helm.

Satu hal yang penting baginya dalam menjalankan bisnis adalah memberi kepastian pada klien. Misalnya, dalam pembuatan pelapis helm. “Kalau saya tidak sanggup memenuhi jadwal mereka, ya, saya jawab tidak bisa,” tegas Andri.

Di luar bisnis pelapis helm dan transportasi, Andri juga masih mempertahankan usaha jual-beli mobil bekas. Bahkan, dia membuka showroom sendiri bulan ini untuk mengambil peluang yang ada dari bisnis jual-beli mobil.

Andri mengakui, ada dua kegiatan yang tak akan dia tinggalkan dalam hidupnya. Yakni, dagang mobil dan mengajar. Selain dorongan untuk berbagi dari dalam dirinya, ia tetap mempertahankan pekerjaan sebagai dosen untuk memenuhi permintaan dari kedua orangtuanya.

Andri masih menyimpan cita-cita membuat workshop yang bisa memberikan berbagai keterampilan bagi anak-anak tidak mampu.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×