kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba cantik dari membuat sepatu hias


Senin, 10 September 2012 / 11:56 WIB
Laba cantik dari membuat sepatu hias
ILUSTRASI. Ada hal yang bisa dilakukan untuk membantu orang terdekat yang sedang menjalani isoman.


Sumber: Kontan/10/9/2012 | Editor: Havid Vebri

Selain sebagai alas kaki, sepatu juga berfungsi sebagai perlengkapan fesyen yang cukup penting untuk menunjang penampilan seseorang. Sebagai produk fesyen, tren sepatu terus mengalami perkembangan dari musim ke musim.

Setelah sepatu lukis, kini muncul kreasi sepatu hias. Sepatu yang dirancang khusus untuk perempuan ini tampak menarik karena dihias dengan pernak-pernik atau aksesoris tertentu.

Pernak-pernik hiasannya cukup beragam. Diantaranya ada yang menyerupai tokoh animasi atau gambar binatang, bunga, pita, boneka atau lainnya.

Aksesoris hiasan itu ditempelkan dengan cara dijahit maupun dilem di bagian atas sepatu. Salah satu produsen sepatu hias ini adalah Martha Puri Natasande di Jakarta. Perempuan 27 tahun ini memasarkan karya sepatunya dengan label Ideku Handmade.

Sejak tahun 2008, ia fokus membuat sepatu hias dengan aplikasi gambar burung hantu. Ia mengaku, menyukai karakter burung ini karena lucu. Tapi sayangnya, di pasaran tidak ada yang menjual sepatu dengan hiasan burung hantu.

Maka, ia pun memutuskan untuk membuat sendiri. "Ternyata banyak yang suka dan pesan," ujar dia.

Mulai menjadi tren

Martha mengatakan, sepatu buatannya mulai dikomersilkan sejak tahun lalu. Ia mengaku, sepatu hiasnya ini banyak disukai dan mulai menjadi tren di kalangan anak muda.

Dalam sebulan, ia memproduksi minimal 50 pasang sepatu hias. Martha membatasi model sepatu yang dibuat agar terkesan ekslusif. Saat ini, ia hanya menjual sepatu model flat dan wedges dengan hiasan karakter burung hantu. "Khusus sepatu saya tidak kasih kebebasan model dari konsumen. Harga sepatu berkisar Rp 250.000 - Rp 325.000," katanya.

Ia bilang, seluruh proses pembuatan sepatunya itu murni dikerjakan manual alias handmade. Menurutnya, hiasan sepatu murni berasal dari imajinasi. Selain keunikan, ia juga mengutamakan kenyamanan alas kaki yang dibuatnya.

Makanya, Martha memilih bahan suede untuk sepatu, sehingga tidak sakit ketika dipakai. Proses pembuatan sepatu ini melalui beberapa tahapan. Langkah pertama adalah membuat pola sepatu dan membuat cetakan sepatu. Lalu, ia menjahit sesuai dengan cetakan.

Setelah sepatu jadi, Martha menempelkan hiasan yang sebelumnya sudah dijahit. Untuk beberapa sepatu, hiasan ditaruh di depan. Akan tetapi, ada model wedges yang memakai hiasan di belakang atau di hak sepatu.

Pemasaran produk sepatunya banyak dilakukan melalui internet. Selain itu, otulet sepatu Martha juga bisa ditemui di beberapa mal atau pusat perbelenjaan, seperti Grand Indonesia, Central Park, dan Nusa Dua Bali Collection.

Selain sepatu, ia juga membuat tas, bantal, celemek, boneka, dan figurasi dinding. Ia mengaku, omzetnya dari usaha ini mencapai Rp 50 juta per bulan. Dari omzet itu, ia bisa mengambil keuntungan hingga 50%.

Pemain lainnya adalah Desmalia yang mengusung brand Flat Shoe Clipers di Jakarta. Ia mulai terjun ke bisnis ini mulai April tahun 2012. "Awalnya saya lihat sepatu ini mulai ngetren dan banyak dijual di internet," ujarnya.

Beda dengan Martha, ia tidak membuat sendiri produk sepatu tersebut. Produk sepatu didapatnya langsung dari para perajin sepatu. Biasanya, ia memesan sepatu polos.

Selanjutnya, sepatu polos itu diberi hiasan dari kain yang dibentuk menjadi aneka pernak-pernik. Untuk menempelkan hiasan, setiap sepatu dipasangi magnet klip yang dipasang dengan menggunakan lem lilin.

Setelah itu, masing-masing hiasan juga dipasangi magnet klip. Dengan cara itu, pengguna sepatu bsia mengganti hiasan sesuai selera, berdasarkan suasana dan kondisi. "Karena aksesoris bisa ditukar-tukar, konsumen bisa mengkreasikan aksesoris yang diinginkannya," ujar Desmalia.

Ia sendiri menciptakan berbagai macam produk aksesoris. Di antaranya ada yang dibuat berbentuk bunga, pita, kupu-kupu. Sementara bahan aksesori terbuat dari kain satin, pita jepang, rajut wol, dan kerang.

Terkadang, Desmalia juga menambahkan manik-manik berwarna untuk menambah hiasan sepatu. Ia mengatakan, hiasan yang paling diminati adalah hiasan bunga. Lantaran baru, ia mengaku omzetnya dari usaha ini masih kecil. Maka itu, ia merahasiakan omzetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×