Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bagi Perdana Kartawiyudha, mendirikan lembaga kursus menulis skenario bukan tanpa kebetulan. Sejak duduk di bangku sekolah, ia memang sudah menaruh minat yang tinggi dengan dunia perfilman.
Makanya ketika kuliah, ia memilih mengambil jurusn Skenario Film di Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta. Awalnya dia tidak langsung mendirikan lembaga kursus penulisan skenario. "Saya mulai dengan mengumpulkan teman-teman yang suka menulis skenario setiap minggu dalam komunitas," terang Perdana.
Komunitas ini mulai dibentuk tahun 2007 dan dinamakan komunitas 'Serunya'. Konsep awalnya memperdalam ilmu penulisan skenario dan meluaskan jaringan ke industri film.
Kemudian, komunitas ini berkembang dan mulai memperkenalkan skenario film ke masyarakat sebagai suatu hal yang seru dan menyenangkan. Ternyata, minat orang untuk bergabung di komunitas ini semakin banyak.
Dua tahun berselang atau tepatnya tahun 2009, komunitas ini berubah menjadi bisnis yang digarap serius untuk mengantarkan para calon penulis skenario ke industri film sesungguhnya. Nama komunitas ini kemudian diubah menjadi Serunya Screen Writing Workshop di Jakarta.
Menurutnya, tantangan yang dihadapi saat awal membuka tempat kursus ini banyak orang belum mengenal dunia penulisan skenario. "Padahal permintaan naskah film cukup besar seiring bangkitnya industri film," tutur pria kelahiran 28 juli 1985 ini.
Padahal, jika digeluti serius, dunia penulisan skenario mampu memberi penghasilan yang cukup. "Satu skenario bisa dihargai jutaan hingga ratusan juta rupiah," ujar nya.
Namun, menulis skenario memang butuh keahlian khusus. Proses pembuatannya juga berbeda dengan menulis novel maupun cerpen yang sudah banyak dikenal masyarakat.
Jika menulis novel, sasarannya langsung kepada pembaca. Makanya, tulisan novel bisa berbunga-bunga dan lebih banyak unsur bercerita. Sementara, skenario film pada dasarnya seperti buku panduan dalam pembuatan film. "Meskipun juga bercerita, namun banyak unsur teknisnya," ujar Perdana. Penulis skenario harus mengarahkan kru, kameramen dan para pemain film melalui skrip.
Untuk itulah perlunya kursus penulisan skenario. Serunya Screen Writing Workshop menyediakan tiga jenis program pelatihan, yakni kursus skenario film, drama televisi dan kursus online.
Biaya kursus skenario film dan drama televisi Rp 4 juta per dua bulan. Pertemuan dilakukan seminggu sekali selama 2,5 jam sekali pertemuan. Dalam sesi ini ada satu kali pertemuan dengan praktisi film.
Dalam program ini, siswa juga ditawari program magang selama tiga bulan untuk menggarap film-film yang akan diproduksi. Sementara, tarif kursus online dibanderol Rp 3 juta per dua bulan. Pendampingan dilakukan melalui situs www.serunya.com
Saat saat ini, lembaga kursus ini telah memiliki 500 alumni. Banyak karya alumni Serunya beredar di layar kaca, seperti film Sang Kyai, Sang Pialang, Mengejar Angin dan film Soekarno yang akan segera tayang. Perdana mengaku, omzetnya dari usaha ini di atas Rp 1 miliar setiap tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News