kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lezatnya laba menggoreng nasi Borobudur


Kamis, 20 Januari 2011 / 15:22 WIB
Lezatnya laba menggoreng nasi Borobudur


Reporter: Gloria Natalia | Editor: Tri Adi

Nasi goreng sudah menjadi makanan nasional.Warung kaki lima hingga restoran mewah kini menyediakan menu nasi goreng. Saking tenarnya panganan ini, Abdurachman Haris pun berani mewaralabakan Nasi Goreng Borobudur sejak Juli 2010 lalu.

Nasi goreng asal Malang, Jawa Timur itu serupa dengan nasi goreng di tempat lain. Keunikannya, "Nasi goreng kami berbentuk Candi Borobudur yang tidak ada di mana pun," klaim Haris.

Selain sajiannya berbentuk Candi Borobudur, Haris mengklaim ada keunikan lain dari nasi gorengnya. "Kami memberi topping jamur di atas nasi goreng," ujar Haris.

Nasi Goreng Borobudur berdiri dua tahun lalu punya cetakan khusus untuk membentuk stupa Candi Borobudur. Menu Nasi Goreng Borobudur antara lain nasi goreng ayam, sosis, dan istimewa. Harga setiap menu mulai dari Rp 7.000-Rp 10.000 per porsi.

Haris memasang harga Rp 10.000 untuk porsi jumbo. Ia juga menyediakan paket nasi goreng Rp 10.000 yang terdiri dari nasi goreng dan minuman bubble. Menurut Haris, nasi goreng ini menyasar mahasiswa dan pegawai kantor. "Bila terwaralaba ingin membuka usaha Nasi Goreng Borobudur alangkah baiknya bila lokasinya di sekitar kampus atau perkantoran," ucapnya.

Haris berpromosi bahwa usaha Nasi Goreng Borobudur berprospek bagus. Sebab, dengan bentuk dan topping yang unik cepat diterima di daerah baru.

Sekalipun sudah menawarkan waralaba sejak enam bulan lalu, sampai saat ini belum ada satu pun yang menjadi mitra Nasi Goreng Borobudur. "Padahal sudah banyak yang berminat, kebanyakan keberatan karena investasi yang menurut mereka terlalu besar," tutur Haris.

Nasi Goreng Borobudur mematok investasi awal sebesar Rp 35 juta tanpa biaya royalti dan biaya waralaba. Nilai investasi ini mencakup gerobak, empat meja dan 16 kursi, perlengkapan, alat promosi, dan pelatihan karyawan. Termasuk stok bahan baku senilai Rp 2 juta untuk waktu sepekan dengan asumsi penjualan 50 porsi per hari.

Dengan perkiraan 50 konsumen per hari, terwaralaba perlu minimal dua karyawan. "Lebih dari 50 konsumen, bisa butuh empat karyawan," kata Haris. Ia pun mendatangkan bumbu nasi goreng racikan sendiri ke para terwaralaba setiap kali dibutuhkan.

Haris menghitung terwaralaba dapat mengantongi omzet Rp 15 juta per bulan dengan kehadiran 50 konsumen per hari. "Terwaralaba dapat mengambil untung Rp 4,475 juta," imbuh Haris. Dengan laba itu, terwaralaba bisa balik modal 8 bulan.

Tahun ini, Haris menargetkan bisa menggaet 10 mitra. Saat ini, ia tengah menyiapkan strategi pemikat untuk terwaralaba. "Setiap terwaralaba yang membeli Nasi Goreng Borobudur akan dapat waralaba bubble drink gratis," ucapnya berpromosi.

Pengamat Waralaba Erwin Halim mengatakan, untuk produk nasi goreng yang mudah dibuat, nilai investasi awal Nasi Goreng Borobudur harus dikurangi. "Atau, dia bisa memperbanyak menu dengan rasa unik bila ingin mempertahankan nilai investasi," kata Erwin.

Pewaralaba juga harus banyak berpromosi agar namanya lebih familiar di masyarakat. Selain bentuk unik, Nasi Goreng Borobudur juga harus punya rasa istimewa.


Nasi Goreng Borobudur
Jl. Raya Candi II No. 210 Malang
Jawa Timur
0341-585743

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×