kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mencicipi laba Soto Dobrak


Selasa, 25 Desember 2012 / 16:23 WIB
ILUSTRASI. Sakit pinggang sebelah kiri bisa terjadi karena berbagai macam hal.


Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

Soto termasuk salah satu kuliner khas nusantara yang akrab di lidah masyarakat Indonesia. Itu sebabnya, penjual soto dengan mudah bisa kita temui. Malah, tak sedikit dari mereka yang mengembangkan usaha dengan menawarkan kemitraan atau waralaba.

Salah satunya Endro Kuswiyanto yang menawarkan kemitraan Soto Dobrak Samarian di Bali. Soto Dobrak Samarian sudah berdiri sejak Desember 2008 dan mulai menawarkan kemitraan April 2012.

Saat ini, telah ada enam gerai. Lima di antaranya milik pusat, sedangkan satu gerai milik mitra. "Seluruh gerai berlokasi di Bali," kata Endro.

Kendati usahanya berlokasi di Bali, Endro mengusung menu soto khas Jawa Timur. Soto Dobrak menjajakan tiga plihan menu soto, yakni soto sapi kuah santan, soto ayam, dan soto ceker kuah bening. "Kelebihan kami ada pada rasa kuah yang kaya rempah," klaim Endro.

Selain soto, ada juga menu lain seperti nasi goreng, kwetiau goreng, dan ayam goreng. Untuk menjadi mitra Soto Dobrak, Anda harus menyiapkan biaya sebesar Rp 28 juta.

Dengan biaya sebesar itu, mitra akan mendapat kontral kerja sama selama lima tahun, standar operasional, pelatihan, bahan baku awal, serta perlengkapan produksi, dan perlengkapan makan.

Namun, biaya tersebut belum termasuk sewa tempat serta dekorasi ruangan dan penyediaan kursi meja. Gerainya sendiri butuh tempat seluas 16 meter persegi.

Menurut Endro, jika dihitung dengan dekorasi dan kebutuhan tempat, mitra perlu menyiapkan dana Rp 20 juta hingga Rp 40 juta lagi.

Endro menargetkan, omzet mitra usahanya mencapai Rp 15 juta per bulan, dengan laba bersih 30% dari omzet. Dengan laba sebesar itu, mitra diperkirakan susah balik modal dalam waktu enam bulan.

Sedangkan, jika dihitung dengan biaya dekorasi tempat, mitra diharapkan kembali modalnya dalam setahun. Setiap bulannya, Endro akan memungut royalty fee dari mitra sebesar 3% dari omzet.

Dalam kerjasama ini, endro juga mewajibkan mitra membeli bumbu langsung dari pusat. Hal itu demi menjaga standardisasi citarasa soto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×