kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjajaki tawaran bisnis toko susu


Minggu, 25 November 2012 / 14:52 WIB


Sumber: Kontan 23/11/2012 | Editor: Havid Vebri

Bagi para orang tua, susu formula kini sudah menjadi asupan wajib buat si buah hati agar tumbuh sehat dan pintar. Terlebih bagi orang tua yang tak bisa menyusui anaknya.

Tak heran, permintaan susu formula terus meningkat. Lantaran pasarnya besar, banyak orang tertarik berjualan produk susu secara eceran. Salah satunya adalah Ananta Dwi Rajasa, pemilik minimarket susu dan perlengkapan bayi dengan brand Susu Hemat, di Solo, Jawa Tengah.

Ananta bilang, saat ini sudah banyak minimarket yang menjual kebutuhan rumah tangga. Namun minimarket khusus susu dan kebutuhan bayi masih sedikit. Maka, ia memilih membuka minimarket yang fokus menjual susu dan kebutuhan bayi.

Keunggulan minimarket Susu Hemat, kata Ananta, terletak pada kelengkapan susu dan produk peralatan bayi yang dijual.
Harga produk juga lebih murah sekitar Rp 2.000 hingga Rp 5.000 dari harga susu dan peralatan bayi di tempat lain.

"Jadi di minimarket kami ini, semua kebutuhan susu lengkap dan harganya lebih murah ketimbang di tempat lain," klaimnya.

Ananta mendirikan minimarket Susu Hemat tahun ini dan langsung menawarkan kemitraan. Saat ini, Susu Hemat sudah memiliki dua gerai milik sendiri di Solo. Sementara gerai mitra belum ada. "Tapi, sudah banyak yang mengajukan dan masih diproses," ujarnya.

Bagi yang tertarik menjadi mitra, Ananta mematok biaya investasi sebesar Rp 250 juta hingga Rp 350 juta. Biaya investasi itu ditentukan luas gerai mitra. Di luar biaya itu, ia juga mengenakan franchise fee sebesar Rp 35 juta untuk lima tahun kontrak kerjasama.

Mitra yang bergabung akan mendapatkan semua pasokan susu dan peralatan bayi. Mitra diminta hanya menyediakan tempat dengan lebar 10 meter dan panjang 8 meter.

Untuk operasional minimarket, sudah ada standar operasional prosedur (SPO) dari pusat, seperti halnya Indomaret atau Alfamart. Ananta bilang, mitra bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 300 juta per bulan. Adapun laba bersihnya sebesar 5% hingga 7% dari omzet.

Dengan laba tersebut, mitra diharapkan dapat balik modal dalam waktu satu setengah tahun setelah beroperasi. Supaya target balik modal cepat tercapai, ia tidak memungut royalty fee. "Tujuan utama kemitraan ini adalah untuk mendistribusikan keuntungan kepada para mitra," katanya.

Konsultan usaha dari Potentia Institute, Sugeng Santoso menilai, tawaran kemitraan minimarket susu masih menarik. Sebab, kompetitor yang mengusung konsep minimarket susu dan produk bayi belum sebesar minimarket pada umumnya.

"Masih sangat mungkin berkembang jika dikelola dengan baik," tuturnya. Hal penting yang harus diperhatikan adalah persaingan harga dengan toko sekitar, serta kelengkapan produk.

Menurut Sugeng, seluruh produk susu dan keperluan harian bayi harus tersedia di minimarket ini. Dengan begitu, minimarket menjadi one stop shopping bagi kebutuhan bayi.

Selain itu, pemilik gerai harus memperhatikan target pasar. "Target pasar yang jelas bisa menentukan konsep jual serta lokasinya," katanya.      

Susu Hemat
Jl. Arifin
Komplek Ruko Sudirman Square No 10, Surakarta
HP: 08562826541

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×