Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi
Teh telah menjelma menjadi minuman pelepas dahaga paling populer di Indonesia. Tak heran, usaha minuman yang berasal dari pucuk daun teh ini menjamur di mana-mana. Tawaran kemitraan pun datang dari pelbagai penjuru. Nilai investasi awal yang murah meriah membuat kemitraan ini banyak dilirik orang. Apalagi, mitra bisa balik modal dalam waktu cepat.
Sekarang, kemitraan minuman teh makin meramaikan bisnis kuliner di Tanah Air. Dengan investasi awal yang ramah dengan kantong, risiko bisnis yang terbilang kecil dan perhitungan balik modal yang cepat, membuat tawaran kemitraan ini diserbu banyak orang di mana-mana.
Meski jumlah pengusaha minuman teh yang menawarkan kemitraan terus bertambah, pemain lama tetap berhasil menambah mitra baru. Sebut saja dua pemain lama Quick Tea dan Mr Tea. Biar investasinya terbilang murah meriah, Quick Tea dan Mr Tea tidak mengesampingkan rasa.
• Quick Tea
Soal rasa, Kurniawan Lutfi, pemilik Quick Tea, menjamin racikan tehnya beda dari yang lain. "Ada rasa mint dan beri-beri pada teh yang tidak bisa ditemukan pada teh lain," kata Lutfi.
Kualitas teh yang berasal dari kesegaran pucuk daun teh alami inilah yang dijaga Lutfi. Ia menjadikan teh buatannya sebagai minuman yang sehat dan bisa dikonsumsi semua kalangan.
Lutfi mengatakan, bahan baku Quick Tea sudah mendapat sertifikasi dari Kementerian Kesehatan, sekaligus pengakuan bahwa Quick Tea baik untuk diminum. Lutfi juga menyediakan varian lain, seperti teh melati, teh susu, teh stroberi, dan teh mangga. Pelbagai rasa itu menjadi andalan di booth-booth Quick Tea.
Selama ini, Quick Tea fokus menjaring mitra ke daerah-daerah di seluruh Indonesia. "Di Jakarta, pemain teh sudah banyak, karenanya kami mencoba mencari celah lain, ke daerah," tutur Lutfi.
Ia bertekad memiliki mitra hingga ke pelosok Tanah Air. Sejak menawarkan kemitraan awal tahun lalu, sudah 20 mitra yang bergabung dengannya dan tersebar di Jambi, Pontianak, dan Balikpapan.
Quick Tea mematok nilai investasi awal hanya Rp 4,5 juta sudah termasuk bahan baku selama satu bulan. Mitra juga akan mendapatkan satu booth, gelas plastik dan sedotan, serta mesin pembuat teh. Lutfi tidak mengenakan biaya kemitraan kepada para mitranya. "Hanya membeli bahan baku saja kepada saya," kata dia.
Harga bahan baku berupa teh, gula, es batu sebanyak 10 kilogram, dan 70 gelas sebesar Rp 2,5 juta. "Tapi, jumlah bahan bakunya tetap disesuaikan dengan kebutuhan si mitra," ujar Lutfi.
Dengan penjualan tiap hari sebanyak 100 gelas teh dengan harga Rp 3.000 per gelas, mitra Quick Tea bisa meraih omzet Rp 9 juta sebulan. Pendapatan yang tinggi tentu akan membuat para mitra balik modal dalam tempo cukup singkat. "Paling lama hanya sekitar lima bulan," ungkap Lutfi.
Lutfi bilang, para mitra bakal mendapat jaminan bahan baku yang berkualitas sehingga rasa teh olahan mitra Quick Tea akan sama rasanya dengan racikan teh dari dapur Lutfi.Mitra pun akan selalu mendapat informasi terbaru soal pengembangan produk-produk teh Quick Tea. Tidak hanya produk teh, tapi juga penampilan konter yang akan selalu berubah-ubah. Jadi, "Jika mitra merasa konternya terlihat kusam, stikernya mulai terhapus, dan terlihat tidak menarik lagi, sebisa mungkin akan kami ganti," janji Lutfi.
• Mr Tea
Mr Tea yang menawarkan kemitraan sejak 2009 pun berusaha membuat teh dengan bermacam rasa agar produknya berbeda dari yang sudah ada. "Soal rasa, sudah pasti harus berbeda. Tapi, faktor lain yang perlu juga diperhatikan adalah kemasannya," kata Andopi Kartika, pemilik Mr Tea.
Maksud dari kemasan adalah tampilan Mr Tea, mulai dari desain gerai hingga merek. Karena itu, Mr Tea menawarkan usaha teh yang sedikit lebih nyentrik. Jika biasanya teh identik dengan warna kehijauan, Mr Tea justru mengusung kelir pink atau merah jambu pekat pada tampilan gerainya.
Ando, panggilan sehari-hari Andopi Kartika, menyatakan, warna pink bakal terlihat feminin dan akan membuat banyak orang tertarik, walaupun para pembeli Mr Tea tidak hanya datang dari kaum hawa.
"Pink sering sering diidentikan dengan buah stroberi yang memang menjadi salah satu racikan dari rasa teh kami," jelas Ando. Dia mengklaim, rasa Mr Tea boleh diadu dengan teh lain. Kekuatan dari Mr Tea yakni rasa segar dan wangi tehnya sehingga para penikmatnya ketagihan.
Cara lain memenangkan pasar, Mr Tea juga melahirkan produk lain, seperti bubble dan kopi yang dijual dalam satu booth. Ini bisa menjadi alternatif pembeli yang bosan dengan teh dan mencari minuman lainnya.
Mr Tea bahkan menyediakan 15 produk minuman teh, kopi dan bubble di gerainya. Soal kesehatan dan kualitas, Mr Tea menjamin tehnya tidak mengandung bahan pengawet karena langsung dibuat di gerai dengan mesin modern.
Kebersihan juga menjadi faktor utama dari Mr Tea. Makanya, Ando memberi syarat untuk para mitra yang mau bergabung harus memilih tempat yang bersih. "Di tempat yang ramai sudah pasti menjadi syarat utama, tapi selain itu juga harus bersih. Karena jika tempat bersih, pembeli pun tak sungkan datang," ujarnya.
Dua tahun menawarkan kemitraan, saat ini, sudah ada sekitar 700 mitra di hampir seluruh daerah di Indonesia. Bagi yang ingin bergabung dengan Mr Tea, cukup membayar biaya investasi awal sebesar Rp 5 juta. Dengan investasi itu, mitra akan mendapat mesin pembuat teh, bahan baku, dan peralatan seperti gelas, sedotan, dan tutup.
Para mitra juga tidak dipungut biaya kemitraan. "Mereka hanya perlu membeli bahan baku dari saya saja, yang banyaknya bisa disesuaikan dengan kebutuhan mereka," papar Ando.
Dengan menjual 100 gelas, mitra bisa meraup omzet Rp 300.000 per hari. Jika satu bulannya mendapat pemasukan Rp 9 juta, mitra bakal balik modal dalam waktu paling lama empat hingga enam bulan.
Quick Tea
Jl. Lebak Bulus 5 No. 16 14/4 Cilandak Barat, Jakarta
Telp. 021-99547155
Mr Tea
Jl. RM Kahfi I Raya Jakarta
Telp. 021-2744455
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News