kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyeduh sedapnya waralaba gerai kopi


Senin, 14 Maret 2011 / 12:59 WIB
Menyeduh sedapnya waralaba gerai kopi
ILUSTRASI. Penampilan band asal Jerman, Leave's Eyes, di Hammersonic Festival 2016, Minggu (17/4). Band yang membawakan musik beraliran symphonic gothic metal ini untuk pertama kalinya tampil di Indonesia.


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Nongkrong sembari ngobrol dan menikmati secangkir kopi sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup masyarakat mulai dari anak muda, para eksekutif, hingga keluarga.

Salah satu usaha yang meramaikan pasokan gerai kopi adalah adalah Coffee Break. Coffee Break pertama kali membuka outlet tahun 2007 di Malang, Jawa Timur. Gerai kopi ini memulai mewaralabakan usahanya tahun 2010. Mitra pertama Coffee Break berada di Cibubur, Jakarta.

Setelah setahun menawarkan waralaba, kini Coffee Break sudah memiliki 23 gerai mitra. Waralaba gerai kopi ini telah mengembangkan sayap hingga Palangkaraya, Pontianak, Samarinda, Bengkulu, Medan, Makassar, dan Manado.

Waralaba minuman kopi ini juga mulai merambah ke negeri tetangga. "Dalam waktu dekat Coffee Break akan membuka outlet di Singapura dan persiapan sudah matang," kata Yudi Haryanto, salah satu pemilik Coffee Break.

Coffee Break menawarkan tiga paket investasi yang berlaku lima tahun, yaitu paket take away, paket dine in, dan paket kafe komplet. Terwaralaba harus menyediakan dana investasi Rp 45 juta untuk paket take away. Untuk investasi tipe kedua dan ketiga, terwaralaba harus menyiapkan investasi Rp 85 juta dan Rp 200 juta. "Paket tersebut sudah termasuk penggunaan nama merek Coffee Break," tambah Yudi.

Di paket take away, terwaralaba akan mendapatkan booth, peralatan membuat kopi, dan pelatihan menjalankan usaha, manajemen bisnis, serta pasokan bahan baku. Paket ini membutuhkan tempat dengan luas sekitar empat meter persegi.

Yudi mengatakan, selama ini terwaralaba banyak memilih lokasi ruko dan mal untuk tempat usaha. Tentu lokasi ini harus strategis dan ramai.

Paket dine in adalah paket mini kafe sehingga memungkinkan konsumen menikmati kopi di tempat. Adapun paket kafe komplet merupakan penggabungan dari paket take away dan paket dine in. Konsumen bisa memesan untuk dinikmati di tempat atau dibawa pulang.

Di paket dine in, terwaralaba akan mendapatkan tambahan peralatan makan. Adapun di paket kafe komplet, terwaralaba akan mendapat peralatan membuat kopi dan peralatan dapur, tambahan furnitur, renovasi tempat, serta interior. Dari 23 mitra Coffee Break sebagian besar memilih paket investasi kedua senilai Rp 85 juta.

Coffee Break menyajikan berbagai variasi minuman olahan kopi. Ada pula minuman non kopi yang bisa dinikmati konsumen seperti jenis moctail dan teh.

Coffee Break pun menyediakan berbagai makanan seperti fried tofu crispy dan roll sandwich. Jadi, jika ada konsumen yang tidak suka ngopi, mereka masih bisa menikmati berbagai menu lain di Coffee Break. "Kami menyediakan 60 minuman dan 20 makanan," tutur Yudi.

Coffee Break memasang harga minuman mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 10.000. Harga makanan mulai dari Rp 4.000. Mitra bisa mendapatkan bahan baku makanan di dekat lokasi gerai. Namun, bahan baku minuman berbagai kopi harus berasal dari Coffee Break pusat. Coffee Break memungut biaya royalti 3% mulai tahun kedua.

Yudi mengungkapkan, selama ini mitra Coffee Break bisa memperoleh omzet Rp 1 juta sampai Rp 3 juta per hari. Dengan hitungan omzet itu, terwaralaba bakal balik modal dalam waktu antara 6 bulan sampai satu tahun.

Keunikan lain dari bentuk waralaba di Coffee Break ini adalah mitra bisa menjual kembali kopi yang ia beli dari pusat ke pihak lain baik dengan merek yang sama atau dengan merek yang lain.

Coffee Break
Jalan Terusan Candi Kalasan,
Blimbing, Malang
Jawa Timur
0341-7700020/2108808

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×