kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ollie awalnya harus mempromosikan toko online-nya (1)


Senin, 01 November 2010 / 10:56 WIB
Ollie awalnya harus mempromosikan toko online-nya (1)
ILUSTRASI. Pure 100%


Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi

Keinginan Aulia Halimatussadiah menjadi penulis tidak terbendung. Pengalaman sulit seorang penulis pemula dan aktivitasnya bekerja di perusahaan IT, melatarinya membuat situs penjualan buku online. Melalui situs tersebut, dia berharap bisa membantu penulis mempublikasikan bukunya dengan mudah.

Menjadi penulis terkenal dengan buku bestseller menjadi impian setiap orang yang suka menulis atau memang berprofesi sebagai penulis. Namun, seringkali impian itu hancur gara-gara ide tulisan yang dipunyai dianggap tidak memiliki nilai jual oleh para penerbit.

Persoalan ini pula yang dialami oleh Aulia Halimatussadiah. Sebagai penulis pemula, perempuan yang akrab disapa Ollie ini mengaku kesusahan mencari penerbit yang mau mempublikasikan hasil karyanya. "Banyak syarat dan klasifikasinya," tukas dia.

Alhasil, keinginan menjadi penulis hanya bisa dipendamnya seusai merampungkan kuliah di Universitas Gunadarma pada tahun 2004. Apalagi, selama hampir 2,5 tahun dia sibuk bekerja di salah satu perusahaan penyedia jaringan (web).

Saat bekerja itulah, Ollie mendapatkan ide membuat situs penjualan buku online. Berbekal disiplin ilmu teknologi informasi (IT) dari bangku kuliah dan pengalaman kerja, dia memantapkan niatnya tersebut. "Akhirnya saya mundur dari pekerjaan dan fokus pada pengembangan situs ini," imbuhnya.

Pada 2006, bersama temannya, Angeline Anthony, Ollie merilis situs penjualan buku online Kutukutubuku.com.

Awalnya, perjalanan Kutukutubuku.com cukup sulit. Dia kesulitan meraih kepercayaan penerbit untuk memasarkan buku di situsnya.

"Dulu kami yang mendatangi penerbit untuk berpromosi situs ini, tapi sekarang mereka yang datang sendiri," ujar Ollie. Saat ini, Kutukutubuku.com telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 100 penerbit. Jika awalnya hanya menjual 15 judul buku, sekarang situs ini sudah memiliki koleksi buku mencapai 20.000-an judul.

Menurut Ollie, kemajuan bisnis Kutukutubuku.com banyak dipengaruhi oleh perkembangan dunia internet di Indonesia. Apalagi, sejak awal 2000-an masyarakat yang menggunakan internet melonjak. Kondisi ini didukung kemajuan teknologi, seperti netbook, smartphone, hingga kehadiran jaringan internet berkecepatan tinggi dengan tarif terjangkau. "Sejak itu pengunjung terus meningkat," katanya.

Kutukutubuku.com menawarkan buku dari berbagai bidang, seperti agama, agrikultur, arsitektur dan interior, kamus bahasa, biografi, serta bisnis. Selain buku baru baik lokal maupun impor, situs ini juga menjajakan buku-buku bekas murah.

Situs ini juga banyak memberikan diskon, bahkan buku gratis, untuk menarik pembeli. Seperti untuk buku yang saat ini sedang laris berjudul "Eat, Pray, Love" karya Elizabeth Gilbert yang diterbitkan Abdi Tandur. Kutukutubuku.com memberikan diskon sebesar Rp 11.250 dari harga normal Rp 75.000. Berbagai upaya promosi juga dilakukan, seperti membuat kategori khusus berupa buku dengan harga sama Rp 5.000.

Setelah Kutukutubuku.com berjalan selama kurang lebih empat tahun ini, Ollie dan Angeline merasa perlu melebarkan bisnisnya. Mereka meluncurkan situs baru bertajuk nulisbuku.com.

Situs yang diluncurkan pada awal Oktober 2010 ini berbeda dengan situs sebelumnya. Jika Kutukutubuku.com melayani penjualan buku secara online, Nulisbuku.com ditujukan kepada penulis yang kesulitan menerbitkan hasil karyanya. Nulisbuku.com menawarkan jasa pencetakan sekaligus pendistribusian berbagai jenis karya tulis, seperti novel, cerpen, atau puisi.

Sejak diluncurkan hingga saat ini, Nulisbuku.com memiliki sekitar 100 judul yang dipublikasikan dengan penjualan mencapai 400 buku. Salah satu buku terlarisnya berjudul Underground karya Ika Natassa.

Dari kedua bisnis online ini, Ollie dan Angeline dapat meraup omzet sekitar Rp 200 juta per bulan. Untuk setiap buku yang dijual pada Kutukutubuku.com, mereka mengambil keuntungan antara 35% hingga 50%. Sementara itu, pada Nulisbuku.com, margin yang mereka terima sebesar 40% dan sebesar 60% lainnya masuk kantong penulis.

"Penghitungan margin di luar ongkos produksi. Jadi sebelumnya kami sudah menaksir dulu ongkos produksi, baru menentukan harga jualnya," papar Ollie.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×