Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi
Banyak jenis tanaman sawi bisa tumbuh di negeri ini. Salah satu tanaman sawi yang potensial dibudidayakan adalah sawi putih atau pakcoy. Sawi ini bisa ditanam di dataran tinggi dan rendah. Pakcoy juga bisa menjadi tanaman selingan di lahan budidaya tanaman lainnya, semisal bawang.
Tanaman sawi putih atau lebih dikenal dengan sebutan pakcoy merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cocok dibudidayakan dengan kultur tanah dan iklim di Indonesia. Kendati tanaman ini lebih optimal jika ditanam di dataran tinggi, pakcoy tetap bisa tumbuh di dataran rendah.
Bahkan, pakcoy yang ditanam di dataran rendah memiliki beberapa kelebihan ketimbang yang ditanam di dataran tinggi. Pakcoy yang ditanam di dataran rendah relatif tidak mudah busuk. Selain itu, kesegarannya bisa bertahan sekitar satu pekan. Sedangkan pakcoy yang ditanam di dataran tinggi hanya bertahan empat hari.
Namun, jika pakcoy dibudidayakan di dataran rendah, sistem pengairannya harus lebih diperhatikan. Bukan cuma itu, lantaran curah hujan cenderung lebih sedikit, kuantitas pengairan lahan juga harus lebih sering ketimbang di lahan yang berada di dataran tinggi.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membangun parit di sekitar bedengan atau tempat penyemaian bibit. Selain itu, jumlah pemupukan harus dua kali lipat lebih banyak dibanding pakcoy yang dibudidayakan di dataran tinggi.
Tanaman yang berasal dari Asia Timur ini memiliki ciri-ciri, warna batang putih dan lebar daun berwarna hijau yang mengerut. Belakangan ini, masyarakat Indonesia makin sering mengonsumsi pakcoy yang diolah menjadi berbagai masakan. Karenanya, potensi budidaya pakcoy semakin cerah.
Beberapa daerah seperti Indramayu dan Tasikmalaya, Jawa Barat, adalah contoh lokasi pembudidayaan sawi pakcoy di Indonesia. Kedua daerah itu memang terkenal dengan tanahnya yang gembur. Biasanya, para pembudidaya pakcoy tidak hanya menanam satu jenis tanaman di satu lahannya.
Kokom Komariah, pembudidaya pakcoy dari Indramayu, bilang, selain pakcoy, ia juga menanam bawang merah di lahan miliknya. Dia beserta suaminya, Amshor, memiliki lahan budidaya pakcoy sekitar satu hektare di Kecamatan Patrol, Indramayu.
Tanaman yang memiliki nama latin Brassuca chinese ini banyak dipilih petani karena pembudidayaannya yang relatif mudah. Selain itu, masa panen pakcoy cukup singkat, hanya sekitar 45 hari. Ini membuat banyak petani menanam pakcoy sebagai tanaman selingan.
Karena itu, lahan milik Kokom dan Amshor juga ditanami bawang merah. Biasanya, mereka akan menanam pakcoy setelah musim panen bawang merah selesai. Masa panen bawang merah sendiri sekitar dua bulan.
Mereka bisa juga menanam pakcoy di tepian lahan yang masih ditanami bawang merah berumur satu bulan. "Dengan begitu, kami bisa melakukan panen pakcoy dan bawang merah secara bersamaan," ujar Kokom.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News