kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potensi kemitraan pisang olahan masih manis


Sabtu, 20 April 2019 / 10:00 WIB
Potensi kemitraan pisang olahan masih manis


Reporter: Elisabeth Adventa, Ratih Waseso, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pisang jadi salah satu buah favorit semua kalangan. Sudah begitu, buah berwarna kuning ini bisa dibuat bermacam-macam olahan makanan juga camilan. Dan tentu, tetap punya penggemar. Tak lain, lantaran rasanya yang manis lagi legit.

Tidak mengherankan, dalam beberapa tahun terakhir, muncul bisnis camilan pisang olahan. Bukan sekadar pisang goreng atau rebus saja, ada tambahan topping, mulai keju hingga cokelat. Sempat laris manis, para pebisnis langsung melakukan ekspansi lewat jalur kemitraan usaha.

Nah, saat ini, seperti apa kondisi bisnis kemitraan dari usaha pisang olahan tersebut? Mengingat, semakin banyak camilan kekinian. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan perkembangan beberapa kemitraan pisang olahan:

- Froz Banana

Gerai pisang olahan ini didirikan Fransiscus Ricky sejak Januari 2015. Menurutnya, usaha Froz Banana terus berkembang. Salah satunya berkat konsep pisang beku berbalur cokelat serta bahan tambahan lainnya. "Minat konsumen cukup baik," katanya kepada KONTAN.

Dalam catatan KONTAN, jumlah gerai Froz Banana tahun lalu sebanyak 40 outlet milik mitra tersebar di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Yogyakarta, Solo, Magelang, Mojokerto, Kediri, Makassar, dan Lampung. Sekarang, total gerai mitra jadi 50 outlet.

Melihat hasil tersebut, Fransiscus menargetkan, jumlah gerai kepunyaan mitra bisa bertambah jadi 100 outlet di akhir tahun ini. Salah satu upaya mencapai target itu adalah, dengan mengoptimalkan proses produksi dari bahan baku Froz Banana yakni pisang beku. Sayang, ia tidak memerinci langkahnya.

Yang jelas, kalau ada yang tertarik, maka tersedia dua pilihan paket kemitraan senilai Rp 50 juta dan Rp 85 juta. Mitra bakal mendapat ragam peralatan usaha, seperti booth, mesin pendingin, dan bahan baku satu bulan. Termasuk, mesin kasir digital.

- O'Banna Pisang Bulat

Pelaku bisnis olahan pisang lainnya, Hisbullah Hasan Hanafi dengan merek O'Banna Pisang Bulat Crispy. Usaha ini dia rintis semenjak 2010. Ia menawarkan olahan pisang berbentuk bulat dengan ragam isian, mulai selai, keju, coklat, sampai buah. "Intinya, bisa diisi apa saja. Bisa juga dibuat banana stick atau pisang kipas," ujarnya.

Mulai menawarkan paket kemitraan sejak dua tahun lalu, kini O'Banna Pisang Bulat sudah menggaet lebih dari 50 mitra. Ada ragam paket kemitraan yang mereka tawarkan, misalnya, standar Rp 3,5 juta dan gerobak Rp 6,5 juta. Ada juga perwakilan di satu kabupaten hingga provinsi, dengan rentang paket Rp 30 jutaRp 300 juta.

Dengan nilai investasi tersebut, para mitra O'Banna Pisang Bulat memperoleh bahan baku, peralatan masak, dan booth atau gerobak. Untuk bahan baku pisang, mitra bisa menyediakan sendiri. Asalkan, sesuai sama kriteria yang pihak pusat tentukan.

Dengan ragam kemitraan itu, Hasan optimistis, bisa menjaring mitra lebih banyak lagi. Saat ini, O'Banna Pisang Bulat mempunyai enam gerai milik mitra. Ia memasang target, hingga akhir tahun nanti bisa menambah hingga mencapai 100 gerai O'Banna Pisang Bulat milik mitra. "Insya Allah," harap Harap.

Untuk bisa merealisasikan target tersebut, Hasan bakal menggeber promosi dengan memanfaatkan media sosial. Ambil contoh, Facebook, Instagram, dan Twitter.

Harga pisang racikannya adalah Rp 2.000 per biji atau Rp 10.000 seporsi isi 5 biji. "Banyak juga mitra buka di pusat belanja atau kafe dijual lebih mahal," ucapnya.

- Piscok Bantal Brewer

Pemain lainnya, Ade Adera, pemilik Piscok Bantal Brewer. Cuma, setelah KONTAN mewawancarainya belum lama ini, ternyata dia sudah menonaktifkan alias menghentikan tawaran kemitraan.

Padahal, Piscok Bantal Brewer beroperasi sejak 2014 dan mulai menawarkan kemitraan pada 2015. Namun, usaha tersebut kandas di 2018.

Ade mengatakan, peminat kemitraan Piscok Bantal Brewer menurun. "Kami sudah stop sejak setahun lalu karena peminatnya berkurang," sebutnya ke KONTAN.

Meski begitu, hingga kini masih ada empat mitra yang mengoperasikan gerai Piscok Bantal Brewer. Lokasinya di Cikarang dan Jakarta.

Sekadar info, usaha ini menawarkan kemitraan dengan investasi Rp 8,5 juta. Fasilitas yang mitra dapatkan adalah satu unit booth, perlengkapan memasak, bahan baku awal sebanyak 200 porsi, branding, serta pelatihan.

Dalam waktu empat bulan, mitra bisa balik modal. Dengan catatan, saban hari mereka mampu mencapai target penjualan Rp 500.000.

- PisCok Meleerr

Kemitraan bisnis pisang cokelat atau piscok satu ini besutan Aris Susilo asal Kranji, Bekasi, Jawa Barat, sejak 2013. KONTAN pernah mengulas perkembangan kemitraan bisnis ini pada Januari 2016 lalu. Saat itu, PisCok Meleerr memiliki 400 gerai yang tersebar di daerah Bekasi, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Cikampek, serta Purwakarta.

Tiga tahun berselang, usaha berbahan baku pisang ini kian berkembang pesat. Aris mengatakan, kini ada sekitar 600 gerai PisCok Meleerr yang beroperasi. Jangkauan wilayahnya pun makin luas, tak hanya seputar Jabodetabek, juga merambah beberapa kota di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur. "Sejak awal 2017, saya merambah ke Jawa Timur karena potensial juga pasarnya," kata Aris.

Tapi, tidak semua gerai beroperasi. Aris menyebutkan, hanya sekitar 50% dari total gerai yang masih aktif menjalankan usaha. Sisanya, ada yang sama sekali sudah tidak beroperasi dan ada gerai yang sesekali beroperasi.

Menurut Aris, gerai yang tutup menjadi persoalan yang sering dirinya hadapi. Ia menilai, tidak semua mitra memiliki komitmen untuk sungguh-sungguh berwirausaha. Akibat dari gerai yang tidak konsisten beroperasi, target omzet pun sering tidak tercapai. "Harga pisang sendiri juga lumayan mahal, tergantung daerahnya," tambahnya.

Kalau target omzet tidak tercapai, jelas bakal sulit bagi mitra PisCok Meleerr untuk bisa bertahan. Apalagi, masih ada mitra yang menganggap program kemitraan yang mereka ambil sebagai bisnis sampingan. "Ada juga yang kurang tepat lokasinya, tidak strategis," ujar Aris.

Untuk nominal paket investasi, saat ini ada perubahan. Pada 2016 lalu, investasinya sebesar Rp 12 juta, kini menjadi Rp 15 juta. Dengan nilai investasi itu, mitra mendapatkan gerobak, penggorengan, baskom, tabung gas, bahan baku 200 buah pisang, serta pelatihan karyawan, dan sewa tempat satu bulan.

Sistem usahanya juga masih sama yaitu bagi hasil. Mitra bakal memperoleh 40% dari pendapatan. Sedang yang 60% jadi bagian pusat untuk penyediaan bahan baku pisang dan biaya lainnya.

Soal rasa, kini PisCok Meleerr menawarkan lima varian, yakni cokelat, keju, kacang, vanila, dan durian. Harga jualnya Rp 2.500-Rp 3.000 per buah. Biar rasanya seragam antara satu gerai dengan gerai lain, mitra harus membeli bumbu perasa dari pusat. Sedang bahan baku pisang, mitra bisa mencari sendiri.

Siapa yang berminat?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×