Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - BOGOR.Salah satu provinsi yang beken sebagai sentra industri kerajinan mode adalah Jawa Barat. Pusat kerajinan fashion di daerah ini salah satunya ada di Bogor.
Di kawasan yang pada masa kolonial populer dengan nama Buitenzorg ini terdapat sentra produksi alas kaki, persisnya di Kecamatan Ciomas. Lebih dari 70% warga Ciomas berprofesi sebagai perajin alas kaki, baik sepatu maupun sandal. Daerah ini sudah lama terkenal kawasan industri rumahan alas kaki.
Siti Ayu Fatmawati, salah satu perajin, mengatakan, bisnis alas kakinya bermula dari usaha sang suami saat masih membujang. Orangtua Siti juga berprofesi sebagai perajin. "Memang sudah lama dan menjadi usaha turun temurun," katanya kepada KONTAN, Ahad (6/1).
Di daerah tempat tinggalnya di Desa Ciapus, terdapat banyak perajin sepatu dan sandal. Namun, perempuan yang biasa disapa Ai ini tidak mengetahui secara pasti, sejak kapan Ciapus jadi sentra produksi alas kaki. Yang ia tahu secara pasti, bisnis alas kaki kebanyakan merupakan usaha turun temurun. Dan saat ini, usaha itu dikelola oleh generasi kedua, bahkan ada pula yang sudah generasi ketiga.
Selain di Ciapus, Desa Mekar Jaya juga jadi sentra alas kaki di Ciomas. Menurut Mamun Maryadi, perajin sepatu asal Mekar Jaya, usaha pembuatan alas kaki di kampungnya telah ada semenjak 1969 silam.
Memang, usaha itu menjadi bisnis turun menurun bagi masyarakat Ciomas. Bahkan, pusat produksi alas kaki ternama di tanah air, Cibaduyut, Bandung, berawal dari Ciomas. "Tapi sekarang, Cibaduyut lebih terkenal karena pembagian usahanya lebih tertata dan hanya yang punya modal besar juga tidak boleh nge-bengkel. Kalau di sini, kan, bebas, siapa saja boleh," sebut Mamun.
Ya, para perajin di Ciomas biasa menyebut tempat produksi sepatu dan sandal dengan sebutan bengkel. Sebab, dikerjakan di mana saja termasuk di rumah. Setiap rumah produksi punya beberapa perajin.
Siti menuturkan, sebagian besar perajin menjual sandal maupun sepatu dengan sistem kodi. Jarang ada yang menjajakan secara eceran atau per pasang saja.
Sistem pembelian dari konsumen juga dihitung per kodi. Satu kodi berisi 20 pasang sepatu atau sandal. "Sistemnya, terima pesanan dan produksi banyak. Saya membanderol sandal tiap satu kodi sekitar Rp 600.000 sampai Rp 700.000 tergantung bahan," ujarnya yang mengaku bisa memproduksi dan menjual sekitar 100 kodi sandal setiap minggu.
Saban pekan, Mamun mengungkapkan, rata-rata perajin mendapatkan pesanan minimal 50 kodi, dengan harga jual yang terbilang terjangkau. "Rata-rata pesanan seminggu 50 kodi atau 1.000 pasang. Harganya sekitar Rp 400.000 sampai Rp 500.000 per kodi," imbuh Mamun.
Kalau Anda penasaran dengan sentra pembuatan alas kaki di Ciomas, kawasan ini cukup mudah dijangkau dengan transportasi umum, lo. Dari Jakarta, Anda bisa naik kereta komuter tujuan Stasiun Bogor. Kemudian, lanjut berjalan kaki sekitar 500 meter ke Terminal Merdeka. Dari terminal ini, Anda bisa menumpang angkutan umum 05A jurusan Terminal MerdekaCiomas. Gampang, kan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News