kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra alas kaki Ciomas, cikal bakal Cibaduyut (2)


Sabtu, 02 Februari 2019 / 12:05 WIB
Sentra alas kaki Ciomas, cikal bakal Cibaduyut (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Sekilas, sentra produksi sepatu dan sandal di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor Jawa Barat, nampak sepi. Hanya sesekali beberapa kendaraan bermotor melintas. Jalan untuk masuk ke kawasan sentra itu juga tidak terlalu lebar, hanya bisa dilalui dua mobil ukuran sedang saja. Kalau ada kendaraan besar, seperti truk yang melintas, terpaksa kendaraan dari arah yang berlawanan harus mengalah.

Inilah yang membuat geliat produksi sepatu maupun sandal di kawasan Ciomas menjadi tidak terlalu menonjol dari luar. Yang terlihat hanya beberapa bengkel sepatu atau sandal yang terletak persis di pinggir jalan.

Selebihnya, Anda harus rajin bertanya dengan penduduk sekitar. "Memang di sini tidak terlihat seperti tempat produksi pada umumnya karena kami mah ngerjainnya kebanyakan di rumah masing-masing," tutur Siti Ayu Fatmawati, salah satu perajin sandal asal Desa Ciapus, Ciomas kepada KONTAN.

Malah ia menyarankan kepada para pengunjung ke Ciomas untuk bersiap blusukan ke desa tersebut kalau ingin bertandang langsung mengunjungi tempat produksi sepatu dan sandal di sana. Sebab, kebanyakan tempat produksi harus masuk ke perkampungan. Sudah begitu, biasanya areal produksi berada di belakang rumah.

Perempuan yang akrab disapa Ai itu menjelaskan jika proses produksi dimulai sejak pagi, sekitar pukul 10.00 WIB hingga menjelang Maghrib, sekitar pukul 18.00.

Namun, jika sedang ramai pesanan, para perajin harus lembur hingga larut malam. Pekerjaannya pun bisa dibawa pulang ke rumah masing-masing untuk mereka selesaikan.

Semakin banyak perajin mengerjakan sepatu atau sandal, sudah barang tentu bisa mendapat lebih banyak uang. Biasanya, saat lembur, para perajin sanggup bekerja hingga pukul 01.00 dinihari.

Sedangkan Ai membayar para perajin yang bekerja di bengkel sandal miliknya dengan sistem kodi. Tiap satu kodi, para perajin bisa mengantongi upah Rp 85.000 sampai Rp 100.000 untuk satu perajin.

Sandal maupun sepatu hasil tangan para perajin di Ciomas, biasanya disetor kepada pemilik toko sepatu di Pasar Anyar, Kota Bogor. Barulah dari pasar tersebut, sandal dan sepatu made in Ciomas dikirim ke seluruh Indonesia. "Kebanyakan perajin sepatu dan sandal di Ciomas memproduksi pesanan dari toko-toko dalam jumlah banyak," kata Mamun Maryadi, perajin sepatu asal Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas.

Ia mengatakan bahwa para perajin di Ciomas jarang bahkan hampir tidak ada yang membuka toko sepatu atau sandal sendiri. Sejak dulu, para perajin memang khusus melayani pesanan dalam jumlah besar.

Model dan merek sepatu maupun sandal bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen. "Untuk urusan produksi saja kami sering kewalahan. Jadi sistemnya pesanan dan modal bisa dari konsumen atau dari kami, soal merek terserah ke konsumen," ungkap Mamun.

Yang lebih enak lagi, konsumen bisa memilih bahan sepatu sendiri. Bahan tersebut bisa dari rekomendasi para perajin atau konsumen bisa memilih menggunakan bahan sendiri.

Jika masih bingung, tidak perlu khawatir, di sekitar Ciomas juga banyak ditemui toko bahan sepatu maupun sandal. Calon konsumen bisa langsung memilihnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×