kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra bika ambon Medan: Harga bahan baku naik, laba pun menipis (4)


Kamis, 31 Maret 2011 / 14:22 WIB
Sentra bika ambon Medan: Harga bahan baku naik, laba pun menipis (4)
ILUSTRASI. Uang koin sebagai ilustrasi foto Reksadana. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Tri Adi

Semakin tinggi pohon, semakin banyak pula angin yang menerpa. Pepatah ini juga dialami bisnis bika ambon di Medan. Meskipun pengalaman usaha semakin banyak, tapi dari hari ke hari, halangan dan hambatan industri rumahan itu juga makin besar. Namun, para pengusaha tetap optimistis bisa terus sukses di bisnis ini.

Ibarat api yang tidak pernah padam, pengusaha bika ambon di bilangan Jalan Mojopahit, Medan, tak pernah patah semangat menjalankan usahanya. Hanya bermodal keyakinan bahwa bika ambon akan selalu diburu konsumen, mereka berani terjun ke bisnis ini dari nol. Bahkan, ada pula yang harus menjual kendaraan bermotor untuk mendapatkan modal.

Memang, pengusaha bika ambon di kawasan ini terbilang mandiri. Mereka mengatakan tidak pernah mendapat bantuan dan penyuluhan pemerintah daerah, termasuk juga kredit modal kerja dari perbankan.

"Belum pernah terdengar dapat kredit perbankan, sejak dulu kami selalu modal sendiri," ujar Boy Azhari, pemilik bika ambon Fatimah. Pusat penjualan bika ambon ini pun terbentuk dengan sendiri tanpa campur tangan dari pihak lain.

Padahal, bisnis panganan ini termasuk padat modal. Berbagai peralatan dan perlengkapan usaha berbandrol jutaan rupiah. Oven untuk memanggang kue misalnya seharga Rp 8 juta - Rp 11 juta per unit. Loyang wadah adonan, Rp 2 juta per paket. Selain itu, masih ada lagi mesin pencampur adonan (mixer), hingga lemari dan etalase kaca.

Toko bika ambon Fatimah, misalnya, dimulai dengan modal Rp 50 juta. Tapi, modal awal bika ambon Zaenuddin, lebih murah, yakni sekitar Rp 30 jutaan. Itu karena, ada beberapa proses pembuatan kue dilakukan secara tradisional, seperti pada saat mencampur adonan. "Modal itu pun diperoleh dari menjual perhiasan dan kendaraan," kata Linda Zaenuddin, pemilik bika ambon Zaenuddin.

Rupanya, modal yang berat bukan jadi penghalang pertama dan terakhir. Setelah usaha berjalan, pengusaha kembali diuji dengan harga bahan baku yang terus membumbung tinggi. Terutama, harga gula pasir yang semakin mahal sejak pertengahan tahun 2010. Dulu, harga gula pasir hanya Rp 7.000-an per kilogram (kg), tapi sekarang sudah di atas Rp 10.000 per kg. "Selain mahal, terkadang juga langka di pasar," kata Boy.

Kelangkaan juga sering terjadi pada pasokan santan. Apalagi, santan untuk bahan baku bika ambon harus khusus. Santan harus berasal dari buah kelapa murni yang tumbuh di sekitar pesisir. Bila tidak, kue tidak mengembang. "Sebenarnya, bisa diganti dengan santan kemasan buatan pabrik, tapi harganya jauh lebih mahal," tutur Linda. Santan pabrik, bisa di atas Rp 15.000 per kg, sedang buatan petani hanya sekitar Rp 13.000 per kg.

Padahal, gula dan santan adalah bahan baku utama pembuatan kue, selain tepung. Perbandingan ketiga bahan itu harus sama besar. Misalnya, menggunakan tepung 10 kg, santan dan gula masing-masing juga harus 10 kg. "Itu hanya jadi 28 kotak saja," papar Linda, mantan pedagang warung nasi ini.

Masalahnya, saat harga bahan baku naik, harga bika ambon tidak ikut meningkat. Mereka tidak bisa mengubah harga setiap saat, karena persaingan usaha tinggi. Tentu saja, itu bisa mengakibatkan pelanggan lari ke toko yang lain. "Sudah dua tahun terakhir tidak ada kenaikan harga jual," kata Boy.

Walhasil, keuntungan pun makin menipis. Tahun 2008, Boy mengaku bisa mengantongi keuntungan hingga 50% per kotaknya, tapi sekarang kurang dari 30%. "Kami tertolong saat menjelang hari raya, saat banyak permintaan, harga juga naik Rp 3.000 per bungkus," kata ahli elektronik dan listrik ini.


(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×