Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Anda tengah mencari usaha kopi? Tak ada salahnya mencermati tawaran dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (Hipmi Jaya). Asosiasi pengusaha muda di Jakarta ini sedang gencar menawarkan peluang kemitraan usaha kedai kopi berbendera Kopi Rolling.
Pengurus Hipmi Jaya yang juga penanggung jawab kemitraan Kopi Rolling, Bugi P. Dewanto, menjelaskan, bisnis Kopi Rolling ini sudah dirintis sejak Desember 2011. Kemudian, tawaran kemitraan dibuka mulai Januari tahun lalu. "Kami ingin mencetak pengusaha muda baru," paparnya.
Sampai saat ini, sudah ada empat gerai Kopi Rolling. Semuanya berlokasi di Jakarta dan seluruhnya milik mitra usaha.
Hipmi Jaya menawarkan paket investasi Rp 15 juta per paket. Dengan paket tersebut, mitra mendapatkan booth, perlengkapan, pelatihan karyawan, bahan baku minuman berupa kopi sebagai modal awal penjualan.
Mitra usaha juga berhak menggunakan nama Kopi Rolling selama dua tahun. Yang patut Anda ketahui, booth ini hanya pinjaman sementara, dan harus dikembalikan ke Hipmi Jaya saat mitra usaha mencapai balik modal.
Bugi mengklaim bahwa kopi yang disajikan Kopi Rolling berasal dari kopi biji asli yang diimpor oleh Hipmi Jaya. Supaya cita rasa kopi tetap enak, Bugi menyatakan, resep Kopi Rolling merupakan hasil racikan dari salah satu barista kafe kopi kenamaan di Jakarta. "Jadi, kopi kami dijual Rp 10.000-an per gelas, namun rasanya sama dengan kopi di kafe yang mahal," ujar pria yang juga menjabat Direktur PT Bumi Raya Perkasa ini, berpromosi.
Gerai mitra diproyeksi bisa meraup omzet berkisar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta sebulan. Bahkan, Bugi mengklaim, omzet gerai Kopi Rolling di Pasar Tanah Abang bisa mencapai Rp 15 juta sebulan. Keuntungan bersih nya mencapai 80%. Hipmi Jaya mengutip biaya royalti 30% dari laba bersih.
Bugi menargetkan, hingga pengujung tahun ini bisa memiliki total 10 gerai Kopi Rolling. Hingga dua tahun ke depan, targetnya bisa mencapai 25 gerai.
Ia berharap, setelah dua tahun masa kontrak habis, mitra justru tidak melanjutkan kontrak dengan Hipmi Jaya. "Kami ingin mereka membangun usaha sendiri setelah mendapatkan pendidikan dari bisnis ini," imbuh Bugi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News