kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Toko peralatan bayi: Incar perumahan baru


Kamis, 02 Mei 2013 / 15:39 WIB
Toko peralatan bayi: Incar perumahan baru
ILUSTRASI. Karyawan melayani nasabah Mandiri Tunas Finance di MTF Costumer Experience Lounge, Jakarta, Jumat (2/7). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/07/2021.


Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Tri Adi

Jumlah penduduk yang terus bertumbuh menjadi peluang bisnis toko bayi atau babyshop. Meski sudah banyak babyshop berdiri di pusat belanja, peluang masih terbuka seiring perkembangan kawasan perumahan baru. Bila ditekuni serius dan fokus, bisnis ini bisa mendatangkan omzet dan keuntungan besar.

Setiap hari, selalu lahir seorang anak. Kehadiran bayi-bayi nan mungil ini telah sangat dinantikan, baik oleh kedua orang tuanya maupun sanak saudara yang lain. Untuk menyambutnya, mereka pun mempersiapkan beragam pernak-pernik kebutuhan sang buah hati sebaik mungkin.

Inilah yang membuat bisnis toko bayi atau babyshop tidak pernah lekang dimakan zaman. “Pasarnya selalu ada,” tutur Antonius Setiawan, pemilik Bebe Love. Antonius dan Angela Rossanytha Dewi, istrinya, telah membuka lima gerai Bebe Love hanya dalam waktu dua tahun berbisnis.

Meski hanya menyediakan pernak-pernik kebutuhan bayi dan balita, segmen pasar babyshop sangat luas. Bukan hanya ibu hamil dan orangtua yang mencari produk untuk bayi mereka, banyak pula konsumen yang hendak berburu kado si kecil datang ke toko ini.  Maklum, budaya memberi kado, menyambut kelahiran buah hati, masih melekat di masyarakat Indonesia.

Pasar yang begitu luas itulah yang terus menggairahkan bisnis babyshop. “Bisnis ini masih menjanjikan,” ujar Jonni Setiadi, pemilik Mae Bebe di Bintaro, Jakarta Selatan. Bersama sang istri, Agnes Limiawan, Jonni telah berbisnis babyshop sejak 13 tahun lalu. Jonni bilang, potensi bisnis ini makin besar seiring dengan menjamurnya kawasan-kawasan permukiman baru.

Prospek toko bayi yang terletak di sebuah kawasan perumahan memang masih baik. Meski pasarnya terbatas di kawasan tertentu, namun gerai jenis ini punya kelebihan sebagai kompensasinya.

Pertama, jangkauan yang lebih dekat. Ini menjadi kelebihan karena para ibu akan menghemat waktu. Pasalnya,  para ibu ini acap pergi berbelanja tanpa ingin meninggalkan buah hatinya dalam waktu yang cukup lama. Apalagi, dengan lokasi yang dekat, ongkos transportasi dan lainnya juga lebih irit.

Gerai toko bayi yang ada di kawasan perumahan memang tidak kalah menarik dengan gerai-gerai yang berdiri di pusat perbelanjaan. Asalkan, gerai tersebut memiliki item barang-barang kebutuhan bayi cukup lengkap serta stok barang yang selalu tersedia.

Kedua, salah satu kelebihan membuka di kawasan permukiman, bisa di rumah atau ruko, pemilik toko bisa menyimpan stok barang lebih banyak.  

Alhasil, kondisi ini memungkinkan mereka untuk terus mendongkrak omzet. Maklum, dengan stok yang lebih banyak, pemilik toko tentu bisa menjual lebih banyak barang. Salah satu yang membuat bisnis ini menarik, profit lumayan besar.

Pengusaha bisa mendapatkan untung antara 25% hingga 30% untuk barang-barang yang dijualnya. Namun, itu tak bisa dipukul rata. “Supaya tetap bisa bersaing, kami menjual barang dengan untung hanya 5%,” kata Agnes. Anda tertarik untuk memulai bisnis babyshop di kawasan tempat tinggal Anda?


Butuh modal besar

Satu modal yang harus dimiliki untuk terjun ke bisnis ini adalah passion. Lihat, Agnes  memang menyukai pernak-pernik bayi ini. “Itu modal saya ketika memulai bisnis babyshop ini,” katanya. Berbekal passion ini, Agnes pun rela meluangkan banyak waktu dan uang untuk banyak belajar tentang bisnis ini, terutama mengenal barang-barang yang sesuai dengan selera konsumen.

Maklum, untuk berbisnis di satu kawasan perumahan ini, Anda harus memahami dengan benar selera konsumen yang ada di situ. “Selera konsumen di satu kawasan dengan kawasan lain, berbeda,” tutur dia.

Kecintaan akan pernak-pernik si kecil juga menjadi bekal Angela menggeluti bisnis toko pernak-pernik bayi. “Saya suka berbelanja kebutuhan untuk anak-anak,” kata Angela.

Kini, selain menjual produk bayi dan perlengkapannya secara ritel, Angela juga menawarkan penjualan secara grosir. Ia juga akan memberikan berbagai informasi dan pembinaan untuk konsumen atau mereka yang ingin terjun di bisnis baju bayi ini. Dalam penjualan grosir, gerai yang juga menawarkan produknya lewat www.babyshopbebelove.com ini telah mempunyai ratusan pelanggan.

Setelah passion, tentu saja, untuk memulai bisnis ini, Anda membutuhkan dana. Sejatinya, bisnis babyshop bisa dimulai dengan modal puluhan juta untuk menyediakan stok barang. Namun, untuk memiliki sebuah gerai yang lengkap, Anda harus merogoh kocek lebih dalam lagi, mulai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Dalam bisnis ini, kelengkapan barang menjadi salah satu kunci utamanya. Barang yang lengkap juga akan berpengaruh pada omzet yang akan diterima oleh pemilik toko.

Seperti konsep one stop shopping, pengunjung yang datang ke toko bayi, pasti ingin mencari kebutuhan bagi bayinya hanya di satu toko. Sebut saja, mulai dari pakaian dan aksesorinya, peralatan mandi, peralatan tidur dan jalan, peralatan menyusui dan makan, serta beragam barang yang dibutuhkan oleh ibunya. Tentu saja, untuk melengkapi toko ini dengan berbagai item tersebut, Anda butuh modal yang lumayan besar.

Selain kelengkapan barang, Anda juga harus menyediakan stok dalam jumlah yang cukup. Banyaknya kebutuhan stok ini nanti dapat dipelajari seiring berjalannya usaha babyshop.

Ketersediaan stok juga menjadi kunci sukses supaya Anda tak mengecewakan konsumen. Maklum, konsumen acap tak cuma membeli satu barang saja. Mereka bisa saja berpaling ke toko bayi lainnya, karena tak ada barang yang diinginkan.

Misal, baju bayi yang baru saja lahir, mereka akan membeli dalam jumlah banyak sekaligus. Jadi, selain stok ukuran, Anda juga harus menyediakan stok dalam bentuk warna. Selain pakaian, barang-barang yang butuh stok seperti toiletris, makanan bayi dan bouncer bayi. “Banyak konsumen membeli bouncer atau perlengkapan yang relatif mahal ini sebagai kado,” kata Angela.

Yang perlu dicermati, untuk membuat stok yang cukup, Anda harus merogoh kantong cukup dalam. Pasalnya, pembelian berbagai barang dan produk bayi ini sering dalam bentuk tunai. “Hampir semua pembelian dilakukan dengan cara tunai,” kata Agnes.

Apalagi, bukan hal mudah untuk mencari barang keperluan bayi dalam waktu yang singkat. “Seringkali barang datang ke importir langsung habis. Dan, seringkali pula di toko saya barang sudah habis sebelum barang dari importir datang lagi,” jelas Agnes. Ia harus cermat berhitung soal stok barang, supaya tak terjadi kekosongan item tertentu di tokonya.

Untuk menjamin ketersediaan barang-barang ini, tak ada salahnya juga Anda menjalin jaringan dengan banyak pemasok. Namun, supaya tak terlalu repot, Anda juga bisa berbelanja hanya pada satu pemasok atau toko grosir, seperti Bebe Love yang mempunyai ratusan ribu item barang kebutuhan bayi. Untuk sistem pembayaran, Bebe Love yang menyediakan penjualan grosir juga hanya menerima pembayaran dalam bentuk tunai.


Kuasai produk

Selain kelengkapan barang dan stok, pelayanan juga menjadi hal penting untuk mendukung keberhasilan gerai bayi. Sebaiknya, Anda menguasai informasi dari berbagai barang dan produk yang dijual.

Apalagi, jika terkait dengan keamanan produk-produk tersebut pada kesehatan. Semua orang tua pasti ingin produk yang benar-benar aman untuk buah hati tersayang. “Kami harus menjelaskan pada konsumen, karena memang belum banyak yang memahami,” kata Angela yang lulusan sarjana kedokteran.

Nah, satu kelebihan dari bisnis perlengkapan bayi ini adalah tren yang cukup lama. “Baju bayi dari dulu modelnya hanya begitu saja, dari sisi teknologi untuk perlengkapan bayi juga tak cepat berubah. Ini yang membuat bisnis babyshop makin menarik,” kata Anton.

Meski begitu, untuk selalu menyegarkan tokonya, Anton dan Angela rutin melakukan up-date untuk produk-produk baru. “Khususnya untuk produk fashion, kami harus rajin supaya konsumen selalu penasaran dan datang mencari produk terbaru,” terang Angela.

Soal konsep pelayanan toko, mulai dari konsep toko tradisional dan swalayan, tidak begitu banyak berpengaruh dalam usaha toko bayi. Namun, saat ini, memang banyak pengusaha ritel produk bayi ini yang senang memajang barang-barangnya dalam bentuk swalayan atau konsumen bisa mengambil sendiri. “Konsep  ini sepenuhnya tergantung dari pemilik,” kata Angela.

Yang perlu diingat, berbeda dengan toko ritel yang lain, penentuan harga tak berpengaruh pada ramainya pengunjung di toko perlengkapan bayi. Kelengkapan barang dan keberadaan stok tetap menjadi kunci utama untuk menarik pelanggan datang. “Soal harga, yang penting bisa menyesuaikan dengan kondisi di sekitarnya,” tutur Angela.

Hanya saja, memang tak banyak promosi yang bisa dilakukan oleh pemilik toko bayi. Promosi biasanya hanya dilakukan pada saat awal, ketika akan membuka toko. “Kami hanya menyebar brosur saja untuk memperkenalkan toko kepada konsumen di sekitar kawasan ini,” kata Anton.

Tapi, jika Anda punya hubungan kuat dengan produsen atau distributor, pemilik toko bisa menggelar promosi dengan menggandeng mereka. Seperti yang dilakukan Bebe Love yang menggelar promo undian berhadiah melalui kerja samanya dengan salah satu produsen.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×