kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kaus pengangkat pamor jajanan pasar


Senin, 24 September 2012 / 12:05 WIB
ILUSTRASI. Perkedel Ikan Crispy


Reporter: Noverius Laoli, Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

Gambar kartun banyak disukai orang karena lucu dan menghibur. Karakter kartun ini bisa apa saja. Di luar negeri, misalnya, dominan karakter tokoh pahlawan, seperti Superman, Batman, Spiderman, Naruto, dan Ultraman.

Sebenarnya, apa pun bisa dibuat menjadi karakter kartun, termasuk makanan jajanan pasar. Seperti yang dilakukan Glenn Ardiansyah, pendiri dan pemilik usaha Rumah Jajanan Pasar yang bermarkas di Pamulang, Tangerang Selatan.

Kendati jajanan pasar, gambar kartun buatannya tetap lucu, dengan bentuk yang variatif dan unik. Oleh Glenn, gambar-gambar kartun ini ada yang dibuat menjadi boneka, dan ada yang diaplikasikan ke kaus.

Glenn bilang, usaha kreatif yang dirintisnya ini bermula dari keprihatinan melihat sebagian besar jajanan pasar khas Indonesia mulai tidak dikenal. Salah satu penyebabnya karena pamor produk tersebut kalah dibandingkan produk dari luar negeri. "Makanya saya memperkenalkan jajanan pasar ini melalui kartun," ujarnya.

Glenn membuat aneka gambar kartun jajanan pasar, seperti kue lemper , apem, dan dadar gulung. Dia baru memulai usaha ini pada Agustus tahun ini. Kendati masih baru, ia mengklaim hasil kreasinya iu sangat diminati di pasar.

Saat ini, ia memiliki 16 reseller yang memasarkan produk boneka dan kaus bergambar kartun jajanan pasar buatannya. Mayoritas reseller-nya itu berdomisili di daerah Jabodetabek.

Dalam sebulan, ia bisa memproduksi sebanyak 1.000 kaus bergambar kartun jajanan pasar. Produk kausnya itu dibanderol Rp 85.000 per pieces. Sementara produksi bonekanya berjumlah ratusan yang dijual Rp 35.000 per pieces.

Glenn bisa meraup omzet sekitar Rp 85 juta per bulan dengan laba bersih 30%.Selain di wilayah Jabodetabek, ia mengaku, produk buatannya juga diminati hingga ke daerah-daerah. "Tapi permasalahan ada di ongkos kirim yang terlalu besar," ujar Glenn.

Pemain lain adalah Aristya Kiki Lestari, pemilik usaha Kikee Cotton Cookies asal Lamongan, Jawa Timur. Ia telah memulai usahanya sejak akhir tahun lalu. Beda dengan Glen, ia fokus membuat gambar kartun makanan modern, seperti burger, piza, donat, kebab, dan pop corn.
Makanan modern

Gambar-gambar kartun ini lalu dibuat menjadi boneka dengan berbagai ukuran. Ide awalnya datang saat keponakannya membawa gantungan kunci berbentuk donat. "Saya pikir lucu juga ya kalau camilan ini dijadikan kartun dan dibuat produk," ujar Aristya.

Pada Oktober 2011, ia pun mulai memproduksi aneka boneka berbentuk camilan-camilan tersebut. Ternyata, peminatnya banyak sekali.
Dengan dibantu ibunya, ia mampu memproduksi empat hingga lima boneka dalam sehari. Proses awal pembuatan boneka berbentuk kartun makanan ini dimulai dari menggambar pola kartun.

Pola itu, lalu diaplikasikan pada kain velboa untuk dijahit. Setelah sampai pada pola keempat, kain velboa tersebut akan diisi dengan docron atau silikon, sehingga berbentuk boneka.

Harga boneka kartun makanan ini dijual bervariasi. Untuk ukuran 8 centimeter (cm) dibanderol Rp 5.000, ukuran 28 cm - 30 cm Rp 35.000 - Rp 70.000, dan ukuran satu meter dihargai Rp 400.000 per buah.

Belakangan, ia juga mulai memproduksi keset kaki dan tas berbentuk kartun makanan. Kedua produk tersebut dibanderol sekitar Rp 25.000 per buah. "Paling banyak diminati kartun burger," ujar Aristya.

Ia mengaku telah memasarkan produknya ke berbagai daerah, seperti Bali, Palopo, Bengkulu, Banjarmasin, Tarakan, dan Jabodetabek. Omzetnya berada di kisaran Rp 5 juta hingga Rp 7,5 juta per bulan.Ia mengaku omzetnya masih kecil karena belum bisa memenuhi semua permintaan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×