kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rajin ikut pelatihan buat tambah keahlian


Selasa, 12 Mei 2015 / 15:56 WIB
Rajin ikut pelatihan buat tambah keahlian
ILUSTRASI. Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk. Hilmi Panigoro saat ditemui di Jakarta (13/10).


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Hendra Gunawan

SURABAYA. Sentra penjahit di Jalan Bukit Barisan, Surabaya diramaikan 25 orang penjahit. Meski banyak penjahit berkumpul di tempat ini, persaingan di antara mereka masih terbilang sehat.

Tidak ada perebutan konsumen di antara mereka. Setiap konsumen yang datang bebas memilih sendiri penjahit sesuai dengan keinginan dan seleranya.

Di tempat ini juga tidak ada ada calo yang memaksa pengunjung untuk memilih penjahit tertentu. Harga jasa yang ditawarkan pun rata-rata sama.

Abdul Ghoni, salah seorang penjahit bilang, untuk menarik pelanggan mampir ke lapaknya dia hanya bersikap ramah dan menyapa pelanggan yang masuk. “Walau hanya konsultasi saja saya tetap layani,” katanya.

Sudiyono Mushobbir, penjahit lainnya mengakui,  persaingan di antara mereka masih sehat. “Rezeki itu sudah ada jatahnya masing-masing,” katanya. Sama halnya dengan Abdul, pria berkumis ini hanya memberikan pelayanan yang ramah dan baik agar pelanggan puas dan mau kembali lagi.

Kebanyakan pelanggan yang datang ke tempat ini sudah membawa bahan sendiri. Jadi mereka datang  hanya minta untuk dijahitkan. Kebanyakan pengunjung menjahitkan seragam sekolah buat anaknya.

Abdul bilang, banyak orang tua memilih menjahitkan seragam di tempat ini karena proses pengerjaan cepat dan bisa ditunggu.“Kalau banyak pesanan segaram kami bisa kerja sampai pagi,” ujarnya.

Dia berharap, tahun ajaran baru nanti orderan seragam bisa lebih banyak algi, hingga menambah perolehan omzetnya. Menurutnya, untuk pembuatan seragam sekolah ini, penjahit bisa menaikkan tarif karena pelanggan minta dikerjakan cepat. "Tarif pengerjaan bisa naik sampai dua hingga tiga kali lipat,"cetusnya.

Di luar momen tahuan ajarab baru, sentra penjhait ini relatif sepi pengunjung. Hanya sesekali nampak ada pengunjung yang mampir. Karena sepi pengunjung, kebanyakan para penjahit mengisi aktivitasnya dengan menjahit bahan sisa. Seperti Mushobbir yang sering menjahit bahan sisa dari pelanggan menjadi celana pendek.

Untuk meningkatkan pelayanan, para penjahit di sentra ini rajin mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah Surabaya. Abdul bilang, saat awal pindah ke Jalan Bukit Barisan ini, mereka mendapat pelatihan membuat pola celana panjang dan pendek.

Ke depan, dia berharap bisa diberikan pelatihan membuat pola baju perempuan. Menurutnya, mayoritas penjahit hanya bisa mengerjakan pakaian laki-laki. “Pelatihan membuat baju perempuan itu bagus bisa menambah pengetahuan,” tambahnya.

Dari kabar yang dia dengar, pelatihan itu akan dilakukan secara rutin. Selain pelatihan, para penjahit juga berharap pemerintah dapat membantu melakukan promosi, sehingga omzet mereka bisa kembali normal. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×