Reporter: Havid Vebri, Revi Yohana | Editor: Havid Vebri
Harga daging sapi terus merangkak naik di pasar. Di kawasan Jakarta, lonjakan harga daging sapi ini sudah menyentuh level Rp 90.000-Rp 100.000 per kilogram (kg).
Kondisi ini sangat memberatkan para pengusaha kuliner olahan daging sapi, seperti steik (steak) dan bakso. Bobby Wahyu, pemilik Bobby'steak di Jakarta mengatakan, kenaikan harga daging sapi sudah mulai dirasakan sejak sebulan terakhir ini.
Tapi, kondisi terparah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Tidak saja harga naik, pasokan daging sapi juga mulai langka di pasar. Akibatnya, ia dan para pengusaha steik lainnya harus berebutan daging sapi di tingkat pemasok.
Yang tersedia di pasar pun hanya daging jenis tertentu, seperti sirloin. Sementara daging jenis tenderloin nyaris tidak ada. "Yang sirloin pun belum tentu kami dapat tiap hari, kalaupun dapat paling cuma mendapat jatah 2 kg," beber Bobby.
Untuk menyiasati kondisi ini, Bobby terpaksa memperbanyak menu steik berbahan ayam dan ikan. Upaya yang dilakukannya itu tidak cukup membantu memulihkan usahanya.
Sebab, banyak pecinta steik sapi yang ogah beralih mengonsumsi steik ayam atau ikan. Alhasil, tingkat kunjungan konsumen pun menurun. "Saya tanya ke kompetitor juga mengalami hal serupa," katanya.
Kondisi itu tentu berdampak pada perolehan omzet gerai. Ia mengaku, beberapa minggu ini, perolehan omzetnya turun sekitar 20% sampai 30%. Saat kondisi normal, omzet restorannya sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta per bulan
Pengusaha steik di Bandung juga merasakan kenaikan harga sapi. Namun, dampaknya belum separah Jakarta lantaran kenaikannya tidak setinggi di Jakarta.
Reno Syafudin, Executive Marketing PT Best Waralaba, yang mengelola Zuper Steak bilang, kendati harga daging sapi sedikit naik, usaha steiknya masih stabil.
Namun, jika lonjakan harga terus berlanjut dalam waktu lama, tidak menutup kemungkinan menaikkan harga jual steik. "Bisa kami naikkan sekitar 10%-20%," kata Reno. Saat ini, Zuper Steak mematok harga mulai dari Rp 12.000-Rp 35.000 per porsi.
Selain pengusaha steik, kenaikan harga sapi juga berdampak terhadap pengusaha bakso. Gara-gara harga daging sapi yang melambung tinggi, mereka terpaksa memangkas laba.
Alfarisi, pedagang bakso di Bekasi, Jawa Barat bilang, kenaikan harga daging sapi memicu naiknya biaya produksi bakso. Sementara pedagang seperti dirinya kesulitan menaikkan harga jual ke konsumen.
Sebab, bila harga naik, pembeli bakal berkurang. Makanya, walau pun harga daging naik tinggi, ia tetap menjual menjual bakso dengan harga seperti biasa, yakni sebesar Rp 1.000 per butir.
Dengan harga yang sama, Alfarisi mengklaim juga tidak menurunkan kandungan daging sapi di dalam bakso buatannya. "Sebulan terakhir, keuntungan saya turun sekitar 10% - 15%," tutur Alfarisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News