Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Havid Vebri
Selain industri hiburan, demam Korea juga menjangkiti industri kuliner Tanah Air. Fenomena itu terlihat dari maraknya gerai makanan Korea di kota-kota besar di Indonesia.
Salah satunya adalah kafe dan resto bernama Mu Gung Hwa di Surabaya, Jawa Timur. Berdiri sejak 2007, resto ini fokus menjajakan menu-menu kuliner khas Negeri Ginseng Korea.
Antara lain jajangmyun, bibimbap, spicy sup, chicken steik dan beef steak. Untuk minuman khas Korea, ada soju. Harga makanan dan minuman di tempat ini dibanderol mulai Rp 15.000 sampai 100.000. "Harga makanan di tempat kami ini paling murah dibanding resto Korea lainnya," kata Andi Zhang pemilik Mu Gung Hwa.
Mu Gung Hwa saat ini sudah ada dua gerai di Surabaya. Untuk mengembangkan jaringan gerainya, mulai 2009, Mu Gung Hwa resmi menawarkan kemitraan. Namun sampai saat, resto Korea ini belum berhasil menjaring mitra usaha. "Pernah ada satu calon begitu kami survei, lokasinya tidak cocok," kata Andi.
Ada tiga paket investasi yang ditawarkan dalam kemitraan ini. Pertama paket stall outdoor seharga Rp 65 juta. Investasi itu sudah mencakup kerja sama, booth, set up tempat, soft opening, dan marketing dan training.
Kedua, paket stall indoor dengan harga Rp 90 juta. Fasilitas yang didapat sama dengan paket pertama. Hanya ukuran booth-nya lebih besar.
Kedua paket ini mengusung konsep gerobak. Estimasi omzet kedua paket ini mencapai Rp 15 juta per bulan.
Paket kafe dan resto
Terakhir paket kafe dan restoran seharga Rp 150 juta. Paket ini mendapat fasilitas tambahan berupa desain interior. Adapun peralatan dan tempat, mitra wajib menyediakan sendiri.
Menurut Andi, mitra harus mendatangkan peralatan makan langsung dari Korea, seperti mangkuk, sumpit dan sendok khas Korea. Kewajiban lain ialah membeli bahan baku dari pusat.
Bila ditotal dengan biaya pengadaan peralatan masak, mitra paket resto perlu menyiapkan biaya hingga Rp 179 juta. Dalam paket ini, mitra juga perlu menyiapkan delapan karyawan, termasuk seorang chef.
Soal lokasi, mitra bisa memilih tempat di mal atau di luar mal. Lokasi di luar mal, luas tempatnya 50 meter persegi (m²). Sementara di dalam mal butuh tempat seluas 20 m² - 30 m².
Ia menargetkan, mitra bisa mengantongi omzet Rp 80 juta per bulan. Dengan asumsi, jumlah pelanggan mencapai 67 orang per hari. Dengan laba 25%, mitra bisa balik modal kurang dari setahun.
Pengamat waralaba, Erwin Halim menilai, prospek bisnis kafe dan resto masih bagus. Menjamurnya bisnis kafe saat ini menunjukkan permintaan masyarakat masih tinggi. Kafe Korea lebih pas membidik kelas menengah atas di kota besar. Dengan target seperti itu, pemiliki bisa mengejar margin tinggi.
Mu Gun Hwa Pakuwon Trade Center Lt UG E3-01, Surabaya Telp. 031-8150 0202/0812-350 5555
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News