Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berawal dari kecintaan pada budaya dan kerajinan tradisional, Naomi Waisimon bersama rekannya mendirikan KI.Basic. Ini adalah label fesyen tas yang terinspirasi dari rajutan noken khas Suku Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua.
Naomi pun mulai melakukan eksplorasi dan riset sejak 2020. Pada 2021, tim KI.Basic ikut serta dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua untuk melakukan riset pasar.
Setelah empat tahun proses riset dan pengembangan, KI.Basic akhirnya meluncurkan produk perdana di pameran Kbo, The Namblong’s Noken di Jayapura pada 2024 lalu.
"Awalnya, kami bekerja sama dengan para perajin lokal. Dan kami coba eksplorasi dan memetakan potensi yang ada," ujar Naomi kepada KONTAN.
Baca Juga: Mencetak Cuan dari Kerajinan Tas Kulit Otentik
Saat ini, tim inti KI.Basic berjumlah empat orang, dibantu 17 perajin dari tiga desa di Papua. Produk utamanya adalah noken yang terbuat dari serat kayu alami.
Adapun inovasi KI.Basic terletak pada desain tali dan model tas, mulai dari shoulder bag hingga noken ukuran besar yang biasa digunakan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari.
Proses pembuatan noken KI.Basic, Naomi bilang, sepenuhnya dilakukan secara manual. Bahan baku diambil dari pohon tertentu, kemudian diolah menjadi serat, direndam, dijemur, dan dipintal hingga menjadi benang. Sedang proses pewarnaan memakai bahan alami seperti daun jati.
"Untuk produk kecil, prosesnya bisa 5-7 hari. Untuk tas besar, bisa 3-6 bulan," jelas Naomi.
Keunikan material dan proses manual, klaimnya, membuat noken KI.Basic memiliki ketahanan tinggi yang bisa bisa digunakan hingga puluhan tahun. Harganya dibanderol mulai Rp 375.000 per noken, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan rajutan.
Produk tas tersebut, menurut Naomi, dipasarkan ready stock melalui sistem konsinyasi di beberapa toko. Selain itu, da juga menjajakannya secara online.
Sejauh ini, kapasitas produksi KI.Basic masih terbatas, yakni antara 25 sampai 30 tas saja per bulan. Dengan rata-rata penjualan bisa mencapai 15 tas.
"Secara umum, daya beli nasional yang menurun juga berpengaruh," tambahnya.
Namun, Naomi tidak patah arang. KI.Basic kerap mengikuti pameran kerajinan dan fesyen. Termasuk, Program Kurasi Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang didukung Bank Indonesia.
Partisipasi ini membantu memperluas jaringan dan memperkenalkan noken kepada pasar lebih luas.
"Banyak orang baru tahu kalau noken dari Papua, dan mereka tertarik karena proses pembuatannya yang unik," ungkap Naomi.
Ke depan, Naomi menargetkan, untuk memperluas kapasitas produksi dari KI.Basic sekaligus menjaga kualitas dan nilai budaya setiap produknya.
"Ini bukan soal bisnis, tapi membawa identitas Papua lewat karya," harapnya.
Selanjutnya: Sepekan ke Depan, Rupiah Berpotensi di Kisaran Rp 16.075–16.225 per Dolar AS
Menarik Dibaca: Prediksi Skor & Link Live Streaming PSIM Yogyakarta vs Arema FC di Liga Super 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News