Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak penjahit yang tingkat ekonominya tidak mengalami kenaikan berarti di tengah hiruk pikuk industri fesyen di indonesia. Melihat kenyataan tersebut, Putry Yuli tidak tinggal diam.
Pada 2016 ia mendirikan Kostoom. Ini adalah start up yang melayani jasa konveksi dan jahit-menjahit secara online. "Dengan sistem ekonomi berbagi, Kostoom saya harap bisa memperbaiki nasib para penjahit," kata CEO Kostoom kepada KONTAN, Rabu (6/2).
Hasilnya, Kostoom kini sudah menjaring hingga 2.000 penjahit. Adapun skema bisnianya juga berubah. Tidak lagi business to costumer (B2C), tapi sejak tahun lalu menjadi business to business (B2B).
Sejak mengganti model bisnis lebih ke korporasi, pertumbuhan bisnis start up tersebut langsung melonjak. Putry mengklaim, tahun lalu pendapatannya melonjak hingga 30%. "Jadi target pasar kami ke fashionprenuer dan korporasi," tuturnya.
Saat menerima pesanan, Kostoom langsung melibatkan para penjahit yang sudah bergabung di sejumlah daerah. Untuk sementara, start up ini belum mengoptimalkan seluruh penjahit yang ada. Karena pihaknya harus melakukan kurasi kualitas dari para mitra penjahit.
Hasilnya baru ada 100 penjahit saja yang kerap mendapat orderan dari Kostoom. Itupun penjahit di sekitar Jabodetabek. "Saat ini, kami fokus menjadikan Kostoom sebagai top of mind saat orang bertanya soal jahit-menjahit," katanya.
Supaya makin dikenal, mulai awal tahun kemarin, Kostoom menyediakan tambahan layanan bahan kain dan sesi photoshoot. Jadi konsumen cuma perlu membawa desain saja. Dan segala urusan bahan serta jahitan hingga jadi menjadi tanggung jawab Kostoom.
Sedangkan tahun ini, Putry bakal lebih gencar lagi memasarkan start up ini. Sayang, ia tidak merinci perluasan pasar yang dibidik. Yang jelas, ia akan perbanyak jumlah mitra kerja supaya bisa mendapat lebih banyak lagi order.
Sebab sistem yang diterapkan Kostoom adalah ekonomi berbagi. Namun, Putry tidak merinci besaran porsi keuntungan yang diambil Kostoom.
Sedangkan rencana ke depan, Putri akan menggandeng konveksi konvenskoal yang ada di daerah sebagai mitra kerja. Ia pun akan membuat standar operasional prosedur yang harus dilalui para penjahit untuk bisa bergabung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News