kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Rasa Cinta Berbuah Menjadi Cuan


Sabtu, 20 Desember 2025 / 07:15 WIB
Rasa Cinta Berbuah Menjadi Cuan
Produk Sae (Dok/Sae)


Reporter: Vina Elvira | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak sedikit usaha tumbuh dari rasa cinta. Inilah yang terjadi pada Lita Kusuma, pecinta fesyen yang membangun label fashion khusus wanita bernama Sae.

Padahal, Lita tidak memiliki latar belakang pendidikan desain fesyen. Namun, kecintaannya pada dunia fesyen membuatnya bertekad untuk terjun di bisnis ini. Dia pun belajar desain fesyen secara autodidak. 

"Meski latar belakang pendidikan saya bukan dari fashion design tapi saya bisa belajar dan membuat brand fashion dengan nama Sae," ujar Lita kepada KONTAN belum lama ini.

Baca Juga: Padu Padan Tenun Badui yang Kekinian

Sebagai ciri khas Sae, Lita sengaja fokus ke produk fesyen dengan pendekatan casual look. Ia memilih gaya kasual lantaran sifatnya yang fleksibel, mudah dipadupadankan, dan juga tidak lekang oleh waktu. 

"Casual look itu fashion style yang paling relevan dengan kehidupan sehari-hari, timeless, dan  effortless," jelasnya.

Dalam proses pengembangan produk, SAE mengandalkan desain internal yang Lita kerjakan sendiri. Sementara proses produksinya menggandeng mitra konveksi.

Baca Juga: Asin Garam Bali yang Bisa Berujung Manis

Hasilnya, laju usaha Sae terus bergulir. Meski begitu, Lita tetap fokus pada  pembangunan awareness dan positioning dengan konsep desain fesyen yang selalu konsisten.

Maklum, dalam satu tahun, Lita mengungkapkan, Sae biasanya hanya merilis satu hingga dua koleksi saja,  dengan jumlah produksi yang disesuaikan permintaan pasar. Biasanya, setiap koleksi diproduksi sekitar 150 hingga 200 potong.

Untuk bisa bersaing dengan label besar, termasuk juga produk-produk impor, Sae, Lita membeberkan, selalu menempatkan kualitas, fungsi, dan nilai jangka panjang produknya sebagai keunggulan utama.

Untuk itu, dia amat memperhatikan pemilihan material, kenyamanan produk, serta ukuran fesyen yang sesuai dengan proporsi wanita Indonesia.

Baca Juga: Merancang Bisnis dari Desain Fesyen Wanita Pekerja

Hasilnya, menurut Lita, konsumen yang memilih produk fesyen Sae umumnya mencari produk dengan kualitas yang baik dengan desain kasual. 

"Karena ini memang untuk kebutuhan sehari-hari wanita modern," tuturnya.

Saat ini, penjualan Sae berjalan seimbang antara kanal online dan offline. Platform marketplace, seperti Shopee dan Tokopedia, menjadi saluran transaksi utama. Sementara untuk aktivitas offline, Lita melakukannya melalui pameran, bazar, dan pop-up event

Di sisi pemasaran, platform media sosial memainkan peran penting dalam memperkuat image label. 

"Instagram dan TikTok membantu kami untuk membangun brand awareness, story telling, dan edukasi produk, sehingga konsumen bisa memahami nilai dan fungsi produk secara visual," sebutnya.

Untuk memperluas pasar, Lita bakal memperkuat penjualan di semua kanal dan berkolaborasi sambil secara perlahan menambah produksi. Langkah berikutnya adalah, melihat peluang pasar ekspor untuk produk Sae.

Selanjutnya: Berangkat dari Pengalaman, Fulus pun Mengalir

Menarik Dibaca: Instagram Berikan Fitur Eksklusif Early Access di Reels, Intip Detailnya di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×