Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak jarang orang menjalankan usaha lantaran ingin memberi manfaat kepada orang sekitar. Inilah yang dilakukan Rizka Ade saat memulai usaha fesyen pakaian kerja modis khusus wanita dengan label yang sama dengan namanya.
Ia bercerita, bisnis ini lahir saat dirinya melihat sang ayah, seorang pengusaha yang menyalurkan bantuan ke warga sekitar pabrik kecil milik sang ayah.
"Itu pengalaman yang meaningful," katanya ke KONTAN belum lama ini.
Pengalaman itu menanamkan cita-cita saat punya usaha, tidak untung tapi bisa memberi dampak sosial. Akhirnya pilihannya adalah berbisnis fesyen. Alasannya sederhana, fesyen adalah usaha padat karya.
Baca Juga: Cuan dari Suvenir Motif Tradisional
Untuk itulah ia bermitra dengan ibu-ibu rumah tangga sebagai bagian dari rantai produksi. Mereka mengerjakan proses finishing, packaging, hingga pemasangan label di rumah masing-masing.
Produk tersebut dirancang memberi ciri khas brand Rizka Ade, yakni modestwear profesional. Yaitu satu potong pakaian bisa digunakan untuk rapat formal di siang hari dan hangout selepas jam kerja.
Baca Juga: Sempat Ambruk, Antler Menilai, Ekosistem Startup di ASEAN Mulai Pulih
Untuk menarik pasar, Rizka Ade menyediakan layanan yang tergolong unik yakni try before buy. Konsumen bisa meminta produk dikirim untuk dicoba terlebih dahulu, lalu mengembalikan jika tak sesuai.
Ia juga menyediakan after sales service, mulai dari memperbaiki bordir yang lepas, hingga layanan permak seperti menyesuaikan panjang lengan. Lantas sejumlah koleksi tertentu bisa dipesan secara custom untuk menyesuaikan ukuran dan kebutuhan para pelanggan.
Dengan menerapkan cara tersebut, bisnis yang mulai digeluti pada 2020 itu tumbuh. Awalnya, Rizka Ade hanya bermain di retail.
Baca Juga: Menjaring Fulus dari Produk Sepatu Handmade
Namun pada 2023, lini bisnisnya berkembang ke segmen business to business (B2B). Kini perusahaan menyediakan seragam kerja untuk berbagai klien korporasi, baik untuk perempuan atau laki-laki, termasuk custom batik hasil kerja sama dengan perajin.
Walaupun seluruh penjualan retail dilakukan secara online, brand ini sudah memiliki studio di Jalan Kemanggisan Utama Raya Jakarta, yang bisa dikunjungi pelanggan berdasarkan janji temu. Instagram menjadi kanal pemasaran utama, setelah performa e-commerce melambat setahun terakhir.
Baca Juga: Mendorong Bisnis Berkelanjutan, Lima Startup Ini Ikuti Program Akselerasi Grab
Hasilnya, omzet Rizka Ade berkisar antara Rp 20 juta–Rp 50 juta per bulan. Lantas ia juga mendapatkan sejumlah penghargaan. Misalnya sebagai The Best Modest Fashion Brand dan The Best UMKM Go Digital.
Meski sudah meraih penghargaan, Rizka tetap ingin pakaian yang dibuatnya menjadi medium pemberdayaan, pesan penguatan, dan simbol perempuan bisa menjalankan banyak peran sekaligus.
Inilah yang membuat ia optimistis, Rizka Ade tetap eksis seiring pertumbuhan jumlah pekerja perempuan.
Selanjutnya: Merancang Fulus dari Fesyen Batik Modern
Menarik Dibaca: Pakai Wi-Fi Publik Buka Peluang Penjahat untuk Mencuri Uang di Rekening lo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













