kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,50   6,04   0.66%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tawaran waralaba bubble tea dari I-Cup Bubble Tea


Sabtu, 09 Maret 2019 / 16:00 WIB
Tawaran waralaba bubble tea dari I-Cup Bubble Tea


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang bisnis gerai minuman racikan berbasis teh yang dicampur dengan ragam jeli, alias bubble tea hingga kini masih menjanjikan. Hal ini terlihat dari gerai minuman segar tersebut masih tersebar di sejumlah tempat, mulai dari pusat belanja hingga di sekitar lingkungan perumahan.

Faktor ini pula yang membuat gerai minuman yang aslinya berasal dari Taiwan tersebut terus tumbuh. Salah satunya adalah I-Cup Bubble Tea yang memulai berkiprah di Bandung, Jawa Barat.

Pada 2017 kemarin, I-Cup Bubble Tea menawarkan program kemitraan. Hasilnya pun terbilang positif. Hingga kini secara total sudah ada 15 gerai I-Cup Bubble Tea yang sudah beroperasi. Rinciannya adalah sebanyak 10 gerai milik pusat yang semuanya berada di sekitar Kota Kembang, dan sisanya adalah milik para mitra. "Gerai milik mitra kebanyakan berada di pusat belanja atau mal, supermarket dan ada di Bandung serta Serpong," kata Bhakti Desta Alamsyah, Franchise Development Brand I-Cup Bubble Tea kepada KONTAN.

Ada tiga paket investasi yang mereka tawarkan. Pertama tipe A atau mini kafe (50 m) senilai Rp 250 juta, kedua tipe B atau resto (100 m) sebesar Rp 300 juta dan terakhir tipe resto dengan daya tampung hingga 40 kursi (100 m) dengan investasi Rp 350 juta.

Dengan paket ini, mitra bisa mendapat ragam fasilitas termasuk pelatihan karyawan dan bimbingan operasional (lihat tabel). Kewajiban mitra, membeli bahan baku bubble tea varian rasa ke pusat. Maklum, I-Cup menawarkan 50 varian rasa dengan harga Rp 8.000 sampai Rp 20.000 per cup.

Dari gerai yang sudah beroperasi, manajemen I-Cup memproyeksi, mitra bisnis yang mau bergabung sudah bisa balik modal kurang dari satu tahun. Tapi dengan catatan, bisa mengantongi omzet Rp 3 juta sehari, atau rata-rata sekitar 300 cup per hari. Itupun sudah dikurangi dengan biaya royalti sebesar 5% per bulan dari omzet per bulan.

Melihat hitungan tersebut, manajemen I-Cup Bubble Tea optimistis sampai akhir tahun ini bisa membuka tambahan 24 gerai lagi di sejumlah tempat. Harapannya agar minuman ala Taiwan ini semakin mendapat banyak penggemar yang ujungnya bisa melanggengkan bisnis dari gerai minuman itu.

Pengamat Waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim berpendapat bisnis gerai minuman bubble tea sudah tidak berprospek untuk segmen menengah bawah karena banyak gerai yang tutup. Tapi pasar minuman ini masih ada di kalangan menengah atas.

Potensi nya hanya bagus untuk yang menengah ke atas saja untuk saat ini," katanya.

Untuk itu, ia mengingatkan kepada para pebisnis bubble tea untuk terus membuat variasi rasa yang lebih beragam karena untuk rasa yang original minuman ini sudah bisa dibuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×